Situasi perdagangan di BEI dalam lima hari perdagangan terakhir semakin mengkhawatirkan. Indeks BEI sudah berada pada posisi yang kritis, bila sentimen negative dari pasar global terus datang maka bukan tidak mungkin indeks akan jatuh ke kisaran 2100. Potensi ke arah tersebut semakin hari semakin jelas. Indeks BEI dalam 2 hari terakhir ini banyak ditopang dengan kenaikan harga saham BUMI dan masih bertahannya harga beberapa saham berbasis energy baik pertambangan, perminyakan dan perkebunan (kelapa sawit). Sedangkan saham di berbagai sektor lainnya terus mengalami penurunan.
Mari kita simak beberapa faktor yang bisa kita gunakan dalam menduga kekuatan indeks BEI di Q208.
Laporan IMF terbaru yang mengatakan potensi kerugian akibat krisis keuangan sebesar USD 1 trillion atau USD 400 billion lebih besar dari peryataan BaFin Jerman yang lalu menjadi tanda tanya besar. Mungkinkah potensi tersebut akan terus membengkak sampai angka yang diluar perhitungan semua pihak? Jawabannya, mungkin. Perlu menjadi perhatian adalah siapa yang akan segera mengakui kerugian2 tersebut dalam waktu dekat ini? Setelah Bears maka kemungkinan berikut bisa Lehman, Goldman atau insitusi keuangan berbasis di Eropa dan Jepang. Ingat, secara total baru sepertiga dari angka tersebut yang diakui oleh berbagai institusi keuangan global. Sehingga, berita kerugian (dan mungkin kejatuhan) institusi keuangan global di Q208 akan menjadi salah satu pemicu penurunan indeks pasar modal di berbagai belahan dunia. Dengan kata lain, sentimen negative akan terus menghiasi berita-berita di seputar bursa saham.
Faktor kedua adalah krisis ini bersifat global. Argumentasi teori decoupling dalam pertumbuhan ekonomi global yang sempat menghangat jelas terbukti misleading. Bursa saham di China dan India (yang sering dijadikan contoh teori decoupling) telah mengalami penurunan yang cukup tajam di 2008. Demikian pula, bursa saham di emerging market lainnya, sama saja. Kondisi ekonomi US, EU dan Japan dapat dijadikan patokan sebagai dasar proyeksi sederhana dalam menentukan kondisi perekonomian regional yang akan melambat, demikian pula dengan perekonomian di Indonesia. Hal serupa juga disampaikan oleh IMF yang merevisi tingkat pertumbuhan ekonomi dunia. Sulit untuk mengharapkan rangsangan kenaikan indeks yang berasal dari kinerja perekonomian riil.
Terakhir, local factors. Ada satu hal yang dapat memicu penurunan indeks di waktu dekat ini yaitu bila terjadi kenaikan suku bunga BI. Kekhawatiran akan kenaikan suku bunga telah membuat saham sektor keuangan dan perbankan melemah. Ini juga akan menjadi alasan kuat terjadinya penurunan harga saham di sektor manufaktur dan perdagangan sebagai akibat naiknya biaya modal dan penurunan daya beli masyarakat. Salah satu tujuan utama dari kenaikan suku bunga adalah menahan laju inflasi, seberapa besar margin inflasi yang dapat ditahan dengan kenaikan suku bunga ini? Tidak jelas. Efektif atau tidak juga tidak jelas, karena faktor utama penyebab kenaikan inflasi datang dari kenaikan harga minyak dan komoditi utama di pasar global. Bila harga minyak dan komoditi kembali menjulang maka inflasi akan terus tumbuh, apakah suku bunga akan terus dinaikkan?
Suku bunga naik atau tidak, yang jelas peningkatan biaya produksi dan transportasi telah mengurangi kemampuan keuangan berbagai perusahaan. Ini akan mempengaruhi valuasi fundamental perusahaan di bursa menjadi lebih rendah dari sebelumnya.
Dugaan yang dapat ditarik sementara waktu ini adalah indeks BEI akan tetap berada dalam tekanan dan sulit untuk mengharapkan kembali berada di atas 2400. Kalaupun belum mampu untuk terbang ke atas, setidaknya jangan sampai indeks terjungkal di bawah 2100. Tinggal berharap saham2 berbasis energy kembali segera menguat seiring potensi produk energy yang semakin menjanjikan. Mari berharap dan bermimpi.
Wednesday, April 9, 2008
Arah Langkah BEI di Q208: Predictable Bust or Soft Landing?
Labels:
Bahasa,
Bank Indonesia,
BEI,
Decoupling,
IMF,
Inflasi,
Saham
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
IHSG 1800an sangat mungkin. 2000 sepertinya mudah dibobol.... Siapin ember buat nampung :))
Mengkhawatirkan apakah "real" fundamental saham2 di IDX juga bakal melorot ? semoga tidak...
Post a Comment