Akhirnya setelah delapan sesi kejatuhan indeks Dow maka pasar saham di US kembali rebound, tidak tanggung2 terjadi lonjakan lebih dari 500 point pada saat tulisan ini dibuat. Pelaku pasar di US mulai melakukan pembelian kembali atas saham saham yang harganya diperkirakan telah mencapai titik terendah. Ini tidak lepas dari usaha yang dilakukan pemerintah US untuk melaksanakan berbagai tindakan di dalam penyelamatan pasar keuangan di US.
Setelah membiarkan Lehman jatuh bangkrut, maka otoritas keuangan US tidak lagi membiarkan institusi keuangan besar lainnya yang memiliki peran kuat di dalam sistem keuangan US maupun global untuk jatuh terkapar. Cara terbaik yang dilakukan adalah dengan melakukan rekapitalisasi atas bank dan broker dealer melalui pembelian preferred shares. Suatu tindakan yang telah terlebih dahulu dilakukan oleh Inggris, Jerman dan Belanda.
Tindakan yang tidak kalah spektakuler adalah dengan memberikan jaminan sementara terhadap semua kewajiban bank, deposit dan tabungan. Bersamaan dengan itu, otoritas keuangan US juga memberikan bantuan likuditias secara tidak terbatas kepada bank untuk mengembalikan denyut nadi pinjaman antar bank dan pinjaman ke sektor riil. Di sisi lain, the Fed bersama sama dengan Bank of England, European Central Bank dan Swiss National Bank melakukan tindakan terkoordinasi dalam meningkatkan likuiditas dari pasar uang USD jangka pendek.
Suatu hal yang menggembirakan melihat indeks pasar saham di Asia, Eropa dan US mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Sayangnya indeks di BEI tidak mengalami kenaikan berarti, mungkin ini lebih disebabkan kejadian suspensi selama 3 hari yang menyebabkan adanya tekanan jual pada sesi awal di perdagangan saham hari ini.
Namun yang menjadi pertanyaan mendasar adalah sampai seberapa jauh dan seberapa lama periode kenaikan harga saham di US, di Eropa, di Asia dan khususnya di Indonesia?
Dari hasil diskusi dengan beberapa teman yang kerap menggunakan technical analysis sebagai alat utama dalam penentuan posisi jual dan beli, ada beberapa hal yang menarik untuk bahan analisa terhadap volatilitas pasar saham saat ini.
Pertama, semua indikator technical telah memberikan sinyal oversold pada berbagai saham di dalam beberapa minggu terakhir namun kondisi tersebut terus berlanjut sampai dengan harga telah mencapai satu titik ekstrim terendah. Pertanyaan: Apakah kenaikan harga saham dalam hari hari mendatang merupakan rebound yang dibentuk karena harga telah mencapai titik terendah (yang notabene sangat ekstrim)? Bila tidak, maka faktor pembentukan harga dalam beberapa minggu ke depan akan sangat sulit dianalisa dengan bersandar melulu kepada technical analysis.
Kedua, pada faktanya fluktuasi harga saham telah kehilangan elastisitas ala "karet gelang" dalam beberapa bulan terakhir. Umumnya secara technical, penurunan yang tajam pada satu saham akibat terjadi oversold maka pada putaran berikut adalah kenaikan secara tajam pada harga saham tersebut. Namun, bila kita perhatikan kebanyakan harga saham tidak lagi memiliki elastisitas ala "karet gelang" tersebut. Ibarat karet gelang yang telah aus dan tua maka penurunan tajam pada harga saham hanya diikuti dengan rebound yang tidak berarti - dimana dalam kenyataan harga saham tergerus secara gradual dari waktu ke waktu. Sehingga secara umum, sepertinya akan sulit untuk mengharapkan kenaikan secara berkesinambungan pada harga saham tertentu, bahkan terhadap harga saham blue chip sekalipun.
Ketiga, bila kenaikan yang terjadi minggu ini merupakan bagian dari bear market 2008 maka kemungkinan indeks akan mengalami penurunan tajam kembali dalam beberapa minggu ke depan cukup besar. Sejarah membuktikan bahwa bear market tidak selesai dalam waktu yang singkat. Sehingga ada baiknya tidak terlalu berharap terjadi kenaikan spektakuler berkesinambungan selama beberapa minggu ke depan. Strategi pembelian bertahap akan sangat menolong untuk menghindari kehilangan kesempatan mencetak profit sekaligus menghindari risiko kerugian bila mendadak pasar mengalami turbulensi hebat kembali.
Keempat, perlu waktu yang panjang untuk membawa likuditas kembali ke pasar keuangan khususnya pasar saham. Implementasi kebijakan dan program yang dilaksanakan oleh pemerintah dan otoritas keuangan berbagai negara maju tidak serta merta membuat vitalitas pasar menjadi sembuh total. Perlu waktu panjang - jadi dengan kapasitas likuiditas yang terbatas di pasar saham maka pada kondisi yang terbaik sekalipun kenaikan indeks akan berjalan secara perlahan. Lonjakan dapat terjadi di titik tertentu namun berangsur angsur delta lonjakan akan mengecil. Sebagai contoh: pada indeks Dow 9100 maka diperlukan kenaikan sebesar 31% untuk mencapai 11,800 (terakhir terjadi 26 Juni lalu atau lebih dari 3 bulan yang lalu). Berapa persen potensi kenaikan indeks Dow sampai dengan akhir 2008?
Bila kita kembali ke Bursa Efek Indonesia maka diperlukan sentuhan dari otoritas keuangan dan pemerintah Indonesia untuk menjaga momentum kenaikan harga saham. Sentuhan melalui kebijakan dan program yang perlu di design secara matang dan dilakukan dalam periode yang berkesinambungan. Dua pertanyaan yang perlu mendapat perhatian adalah besaran tingkat suku bunga sampai dengan akhir 2008 dan rata rata nilai konversi IDR USD sampai dengan akhir 2008.
Terkait dengan shares buyback program yang akan dilaksanakan oleh berbagai BUMN - berapa besar dan berapa lama waktu pelaksanaan? Bagaimana bila ditengah jalan terjadi turbulensi hebat, apa yang akan dilakukan dengan buyback program ini? Sebaliknya bila harga telah diatas wilayah beli, bagaimana dengan kelangsungan buyback program ini? Bila gagal, siapa yang bertanggung jawab?
Otoritas bursa juga perlu melakukan sosialisasi atas kebijakan suspensi pasar. Bila terjadi gejolak hebat, ukuran apa yang mengijinkan otoritas bursa menetapkan suspensi pasar? Berapa lama? Ini diperlukan bagi seluruh pelaku pasar khususnya investor asing, untuk mengembalikan kepercayaan pasar.
Terakhir, sayapun berharap agar indeks BEI kembali berjaya, naik perlahan dan kembali mendekati 2000 di akhir tahun. Masih ada 2 bulan lebih sampai dengan tutup tahun 2008. Semoga kran likuiditas di pasar global terus mengucur dan sebagian mengalir membasahi bursa kita kembali. Toh faktanya fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dan masih memberikan sejuta harapan investasi bagi semua kalangan.... :)
Tuesday, October 14, 2008
Rekapitalisasi dan Karet Gelang
Labels:
Bahasa,
Bank of England,
BEI,
Dow,
ECB,
Financial Crisis,
Indonesia,
Suspensi,
Technical Analysis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment