Saturday, March 29, 2008

Are You a Bull or a Bear?

Pertanyaan singkat dari seorang teman lama setelah beberapa kali membaca tulisan saya di blog ini. Singkat namun sulit dijawab secara singkat. Sehingga, saya balas email tersebut dengan mengatakan nanti saya jawab di blog saja. Sepanjang perjalanan pulang ke Jakarta, saya beberapa kali memikirkan alasan pertanyaan tersebut, apakah karena hampir semua artikel terakhir saya mengindikasikan adanya ancaman krisis keuangan dan menurunnya kinerja bursa atau apakah disebabkan keengganan saya berbicara optimis mengenai situasi pasar keuangan global khususnya bursa saham di 2008 atau mungkin sekedar bertanya saja. Namun, pertanyaan itu menjadi penting buat saya sebagai cara untuk mereview sikap pandang saya belakangan ini terhadap prospek pasar keuangan global.

Akhirnya, jawaban atas pertanyaan tersebut berhasil saya rangkum pada malam ini. Pertama, saya tetap berkeyakinan bahwa bursa saham global akan cenderung bearish di tahun 2008, khususnya pasar di US. Berbagai permasalahan seperti yang telah saya katakan dalam beberapa postingan sebelumnya merupakan indikator kuat bahwa bearish market akan masih terus berlanjut sepanjang 2008. Jadi, dalam konteks pasar global, sikap pandang saya dapat dikategorikan bagian dari The Bears.

Sedangkan mengenai bursa saham di Indonesia, jawaban yang paling tepat adalah kedua duanya. Itulah jawaban saya apa adanya. Secara makro, indeks BEI akan terus mengikuti gerak dari indeks di pasar global. Tapi, dari beberapa saham yang saya ikuti terus menerus, saya punya keyakinan kuat bahwa harga saham tersebut akan mampu bertahan di dalam tekanan pasar dan berpotensi kuat untuk naik secara cepat dalam kurun waktu yang terhitung singkat terutama bila indeks bursa global mengalami kenaikan dalam beberapa hari.

Saham di sektor pertambangan, energy dan saham baru (IPO tahun ini) adalah sebagian besar saham yang terus saya pantau dan situasi seperti saat ini justru membuat investor akan mudah memetik keuntungan dengan memanfaatkan dinamika harga di pasar. Sedangkan saham keuangan, telekomunikasi dan manufaktur, tidak lagi menarik karena beberapa hal seperti P/E ratio sudah terlalu tinggi, kompetisi yang makin berat dengan situasi ekonomi yang melemah, dan situasi industri yang kurang kondusif serta semakin buramnya perekonomian global.

Itu sebabnya saya beranggapan bahwa mutual fund di Indonesia saat ini tidak menarik. Melorotnya indeks secara tajam bukan lagi patokan untuk segera membeli mutual fund di keesokan harinya. Indeks BEI bisa saja naik lagi tapi sangat mungkin pula turun lebih rendah lagi di hari-hari berikutnya. Lebih baik menunggu sampai dengan kondisi bursa menjadi lebih stabil, toh mutual fund untuk jangka panjang. Sambil menunggu waktu terbaik, invest di saham tertentu memiliki kans jauh lebih baik untuk memetik keuntungan, khususnya sampai akhir 2008.

Begitulah, saya tetap part of the Bulls untuk beberapa saham di BEI dan part of the Bears untuk indeks BEI dan indeks bursa global. Sehingga wajar bila analisis saya lebih banyak menyoroti negative factors di pasar keuangan global. Mungkin dapat dijadikan pengingat anda untuk tidak selalu menginjak gas dalam berinvestasi di BEI.

2 comments:

Anonymous said...

Jadi ko..Saham mana yang naik besok ya? Dulu gue minat sekali main forex.
Thanks

Anonymous said...

Apa pendapat bapak ttg rencana AS menata kembali lembaga keuangan?

Thank you