Thursday, April 10, 2008

Bargain Hunting at BEI - Siapa Cepat Dia Dapat

Akhirnya kekhawatiran akan jatuhnya indeks BEI di bawah 2200 terjadi. Setelah mencapai titik terendah di 2171, indeks BEI ditutup di 2180. Apakah angka 2171 merupakan titik terendah? Rasanya belum, mungkin masih akan bergerak turun sampai kisaran 2110-2140 untuk kemudian rebound dan bertahan pada range 2200-2400 dengan tingkat volatility yang tinggi selama Q208.

Mengapa indeks masih akan turun? Pertama, ini disebabkan issue akan adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat belum mendapatkan jawaban dari otoritas keuangan. Sehingga pada struktur pasar yang sedang dalam tekanan, issue ini akan selalu menghasilkan reaksi negative. Memang benar bahwa telah terjadi penurunan valuasi terhadap saham2 industri yang memiliki keterkaitan kuat dengan tingkat suku bunga. Hanya saja selama pelaku pasar tidak mendapatkan kepastian maka issue tersebut akan terus menjadi sentimen negative bagi pasar. Dugaan yang kedua adalah harga saham BUMI masih berpotensi untuk turun ke level 5100-5350 dalam minggu ini. Penurunan ini akan membuat harga saham lain tertahan atau bahkan kembali tergeser ke level yang lebih rendah.

Sedangkan alasan saya mengenai kemungkinan rebound dan bertahan di wilayah 2200 - 2400 adalah berdasarkan hasil pengamatan terhadap indeks beberapa bursa utama di Asia sepanjang 2008. Indeks di Hang Seng, All Ordinaries, Nikkei, Strait Times dan Bombay telah kembali naik setelah mencapai titik dasar di akhir Maret lalu.

Indeks terlihat mampu bertahan pada range yang lebih rendah dibanding pembukaan awal tahun namun bergerak menjauhi titik terendah. Sedangkan indeks TSEC-Taiwan sejak kejadian 22 January lalu terus meningkat bahkan mencapai indeks tertinggi 2008 di akhir bulan lalu. Hanya Shanghai yang mengalami penurunan indeks secara berkelanjutan hingga hari perdagangan kemarin.



Ini memberikan suatu gambaran bahwa dampak yang disebabkan oleh credit crisis dan resesi di US pada bursa saham di Asia (sampai dengan saat ini) tidak menciptakan kerusakan fatal. Kejadian dua kali kontraksi kuat selama ini membuktikan bursa Asia cukup stabil. Indeks terlihat mampu bertahan (walaupun) pada range yang lebih rendah dan tetap memiliki dinamika yang kuat. Sehingga saya melihat peluang yang sama bisa terjadi di BEI dalam kurun waktu dekat yaitu kembali rebound dan bertahan pada wilayah yang lebih baik.

Saat ini yang terpenting adalah sikap tegas pemerintah dalam kebijakan suku bunga sehingga pasar tidak terombang ambing dengan berbagai issue seputar suku bunga dan inflasi. Tidak kalah penting adalah keberanian pelaku pasar di BEI untuk disejajarkan dengan bursa2 utama di Asia. Berani untuk melihat peluang dan mengambil kesempatan yang sudah didepan mata! Saham bagus nan murah! Apalagi?

2 comments:

Anonymous said...

Pak Rudi, situs ini selalu jadi sarapan ekonomi saya dan sedikit belajar kompleksitas dan market volatility di bursa saham dunia. Just a short question, bagaimana arah kebijakan pemegang otoritas keuangan dengan di masa yang akan atang diangkatnya Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia yang baru, khususnya untuk meredam capital flight saat terhadi krisis yang tidak diinginkan. Salam.

Socrates Rudy Sirait, PhD said...

Halo pak Toni, thanks for dropping by. Pertanyaan yang susah dijawab nih :)

Krisis keuangan dan massive capital flight out merupakan momok terbesar bagi developing countries seperti Indonesia. Tegas,berani mengambil risiko kebijakan dan komunikatif adalah peran yang harus diambil oleh BI terutama dalam penerapan berbagai kebijakan. Ini belum terlihat sampai sekarang.

Kedua, gubernur BI sendiri harus berperan sebagai leader yang aktif dan "suara kepemimpinan dan kebijakannya" (atau secara awam diterjemahkan sebagai reputasinya) harus didengar oleh tetangga.

Ketiga, dalam kejadian financial crisis 10 tahun yang lalu dan periode post financial crisis sampai 2002 - saya tidak pernah berjumpa dengan pendapat2 beliau di level regional/global baik akademik maupun non akademik/business approach. Yang beberapa kali saya jumpai justru Miranda, Marie Pangestu dan beberapa lainnya. Pendapat mereka sering dijadikan reference dan nara sumber dalam menelaah kejadian2 terkait di masa tersebut. Dari situ saya dapat melihat model analisis, solusi kebijakan yang ditawarkan, tanggapan dari berbagai kalangan di level regional bereputasi tinggi serta apresiasi yang ada.

Dari ketiga hal tersebut, BI secara team, gubernur BI sebagai pemimpin dan gubernur BI dalam hal kapasitas akademik, riset dan prestasi masa lalu, yang akan menentukan sampai sejauh mana prestasi sang gubernur BI dan BI sebagai lembaga dapat dicapai.

Salam.