Akhirnya index dow naik 298 point pada penutupan transaksi hari Rabu kemarin. Luar biasa karena bisa mengayun dari minus 300 ke plus 298 atau sekitar 600 point. Benar juga yang dikatakan seorang analis di lembaga keuangan di US, bahwa mengayun lebih dari 500 point di Dow adalah norma baru..
Memang market tidak bisa diduga, pasar Eropa kemaren negatif 2-4% karena ECB tidak berminat mengikuti keputusan the Fed utk memotong suku bunga dengan alasan bahwa secara fundamental ekonomi EU cukup kokoh. Sedangkan untuk Jepang, sangat sulit untuk memotong suku bunga yg cuma 0.5% karena akan mematikan currency mereka yang sudah terlalu kuat di level 105-107.
Satu hal yang pasti US menjelang atau bahkan dalam resesi, 75 point rate cut jelas obat keras buat ekonomi US karena cuma menciptakan hutang baru dan menstimulus bank untuk perbaikan asset yg jelek dan tidak produktif. Ini juga akan menstimulus spekulasi dari individu yg mampu menarik pinjaman baru dari bank memanfaatkan market volatility .
Fakta menunjukkan spending power di US jatuh per Q4 2007, yang terlihat dari laporan Apple dan Motorola. Di level makro, terjadi penurunan nilai asset di US secara signifikan - terlihat melalui pengumuman asset write off beberapa lembaga finansial besar seperti Citi, BoA dll. Ini akan terus berlanjut karena potensi write off dan loss yg akan bermunculan di Q1 2008 cukup besar. Tinggal menunggu momentum saja, mungkin pinjaman baru akan memberanikan mereka untuk mengumumkan kerugian dan write off yang bisa diiringi dengan action plan berdasarkan fund injection yang mereka terima.
So, saya cuma menegaskan bahwa pasar saham di US berada dalam posisi volatility yang paling rawan, mudah untuk mengayun liar tergantung keputusan2 short-term dari berbagai pihak yg terkait.
Saya juga tidak percaya kalau mutual fund di US bisa unggul dalam jangka minimal setahun ini karena ayunan liar ratusan poin akan membuat hancur portfolio dari mutualfund, sebab mutual fund bukan pengelolaan dgn basis harian. Satu2nya yg diuntungkan dlm posisi ini adalah DAYTRADER yg mampu membaca infotainment di pasar keuangan dunia..
Per saat ini pasar di Asia memang rebound tapi masih jauh dari opening di 2008. Apakah akan terus untuk naik atau kembali fluktuatif di pekan mendatang, akan sangat bergantung kepada kondisi pasar di US dan di Eropa.
Data menunjukkan bahwa pasar saham di Bombay, Shanghai dan Jakarta memiliki indikasi dalam kondisi bubble...
Di Indonesia sendiri, local currency bond market tumbuh hanya 9.8% di 2007 sedang Malaysia 12% dan Thai 9%. Tapi size dari pasar tersebut di Indonesia hanya US 50 billion sedang di Malaysia dan Thailand hampir tiga kali lipat mencapai US 130 billion...
Tapi ledakan di pasar saham sampai 50% di Indonesia. Sedemikian menarikkah perusahaan2 di Indonesia sehingga harga saham mereka terus menjulang?
Faktor apa yang membuat perusahaan2 tersebut terlihat memikat?
Kinerja keuangan yang spektakuler? Perusahaan yang mana? Berapa banyak?
Penguasaan pasar yang signifikan? Perusahaan yang mana? Berapa banyak?
Penguasaan teknologi dan keberhasilan riset? Tidak ada
Dari 100 perusahaan terbaik di Asia Tenggara di tahun 2007, berapa banyak perusahaan Indonesia yang berada di dalam dibanding Malaysia dan Singapore? Lalu mengapa pasar saham di Malaysia dan Singapore tidak terjadi ledakan 50% lebih seperti di Indonesia?
Secara sederhana, saya beranggapan ini terjadi karena di Indonesia telah terjadi inflated market alias bubble market yangg terjadi karena kontrol terhadap masuknya portfolio asing lemah dan juga lemahnya pengawasan terhadap goreng menggoreng saham...
Bila indeks di Jakarta mampu untuk naik terus, tidak ada seorangpun yang mampu menjelaskan mengapa bisa terjadi. Lagi pula, kenaikan satu dua minggu ke depan sama sekali tidak memberikan jaminan indeks saham akan melejit diatas 3000 di akhir 2008. Apalagi secara internal akan ada kampanye politik di semester kedua, setahu saya tidak ada pasar saham di developing country yg bisa meledak dlm kondisi politik menghangat...
Satu hal yang perlu dicermati adalah semua krisis pasar keuangan di US dari 1913 sampai 2002 menunjukkan satu fakta: butuh minimal 2 tahun untuk recover dan menuju bullish market.
Bila terjadi resesi besar di US maka akan terjadi kelesuan ekonomi di tingkat regional termasuk di Asia. Ini akan mempengaruhi pasar keuangan khususnya pasar saham sehingga melemah. Hal yang sama akan terjadi di Indonesia. Ditambah lagi kondisi politik di Indonesia akan menghangat di paruh kedua 2008 dengan kampanye politik pemilihan Presiden.
Bagaimana caranya supaya indeks di BEI bisa menjulang di akhir 2008? Tidak jelas dan sulit untuk dijustifikasi secara ilmiah. Tanpa penjelasan yg kuat, itu cuma semakin mempertegas bahwa pasar sedang digelembungkan di BEI alias bubble! Tinggal menunggu pecah. Kapan?
Di awal 1990, orang Jepang merayakan indeks saham mereka yang mencapai lebih dari 34000 dan mayoritas dari mereka tidak percaya bahwa pasar mereka dalam kondisi bubble. Akhir 2001, indeks mereka hanya tinggal sekitar 9000. Saat ini 7 tahun setelah level terendah, indeks bursa di Tokyo masih terseok di kisaran 13000 sampai 15000.
Bagaimana dengan Indonesia?
Thursday, January 24, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment