Tuesday, April 15, 2008

Sekian Langkah Menuju Sejarah (Kejatuhan) Bursa Saham?

Saya menerima satu email yang dengan serius menanyakan pergerakan indeks NDX/NASDAQ 100, SPX/S&P500, INDU/Dow Jones IA dan COMP/NASDAQ Composite Index pada postingan terdahulu. Inti pertanyaan tersebut: "Seberapa buruk penurunan indeks2 tersebut bagi pasar keuangan di US?" - Begitulah yang saya tangkap dari email yang cukup panjang. Pertanyaan yang bagus dan untuk itu saya telah membuat suatu jawaban singkat berupa 5 sejarah kejatuhan terburuk bursa saham di dunia. Sehingga dari sini, kita dapat membayangkan posisi krisis keuangan kali ini berbanding dengan 5 kejadian terburuk tersebut.

Ranking 1. Wall Street 1929-1932 - The Great Depression
Ini merupakan kejadian terburuk dalam sejarah bursa saham di US dengan total penurunan sebesar 89%.

Ranking 2. US Nasdaq 2000-2002 - The Dotcom Crash
Sejarah kejatuhan saham2 teknologi Silicon Valley dengan penurunan indeks Nasdaq sebesar 82%. Sebagai catatan pada saat terjadi The Dotcom Crash, bursa di London mengalami penurunan 52% pada periode yang sama (sering dianggap sebagai urutan ke-6 terburuk dalam sejarah kejatuhan bursa saham).

Ranking 3. Japan 1990-2003 - Bubble Economy - The Lost Decade
Kejatuhan Nikkei secara perlahan dalam sepuluh tahun lebih dengan total penurunan indeks 79%.

Ranking 4. London 1973-74
Kejatuhan bursa saham FTSE sebesar 73% yang dipicu oleh kenaikan harga minyak, permasalahan di pertambangan dan kejatuhan kabinet Heath.

Ranking 5. Hong Kong 1997-98 - Asian Financial Crisis
Kejatuhan indeks Hang Seng sebesar 64% pada saat negara2 di Asia Timur dan Asia Tenggara mengalami krisis keuangan terburuk.

Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa penurunan ketiga indeks tersebut masih cukup jauh dibanding kelima krisis terburuk dalam sejarah bursa saham. Namun demikian, kejatuhan bursa saham selalu terkait dengan problematika di perekonomian riil. Dari 5 kejadian di atas hanya The Dotcom Crash yang tidak membawa dampak besar bagi perekonomian secara makro baik di US maupun di UK. Lainnya disertai dengan permasalahan besar di sektor riil.

Setiap krisis memiliki keunikan tersendiri baik dari faktor penyebab, besaran dampak yang terjadi maupun rentang waktu kejadian. Demikian pula krisis keuangan global di 2008 yang dimulai dari permasalahan subprime loan di US, kemudian merambat ke pasar keuangan US dan global dan pada saat yang sama terjadi pula krisis harga komoditas utama dan minyak di tingkat global.

Krisis kali ini menjadi penting dikarenakan hampir semua bursa saham utama di dunia mengalami dampak negative yang bersifat langsung. Penurunan indeks di bursa US akan mempengaruhi bursa di Eropa dan Asia. Berapa lama dampak langsung ini akan terjadi? Apakah semakin lama akan semakin menguat atau akan semakin melemah? Apakah dampak langsung seperti ini juga akan berlaku dalam bullish market atau hanya terjadi pada masa krisis? Masih banyak pertanyaan yang bisa kita angkat dari kejadian2 di bursa global saat ini namun perlu waktu yang lama untuk mendapatkan jawaban yang memadai.

Yang perlu digarisbawahi adalah, kita tetap perlu waspada dalam berinvestasi tapi tidak perlu terlalu khawatir dengan situasi bursa saat ini. Selama bursa masih lincah menari, selama itu pula bursa tetap memancarkan sinar yang memikat hati banyak orang. Bila bursa diam tak bergerak, setinggi apapun, hanyalah patung yang membosankan.

No comments: