Monday, April 28, 2008

Membaca Buying Signal ala Jim Rogers

Ada berita menarik di Bloomberg mengenai manuver dari Jim Rogers dengan membeli berbagai saham di China khususnya saham di bidang agriculture, tourism, airlines dan pendidikan. Jim merupakan investor ulung dan penulis kawakan yang terkenal dengan bukunya yang berjudul Adventure Capitalist: The Ultimate Road Trip (kebetulan cuma itu yang sudah saya baca). Jim juga mengatakan bahwa dia juga melakukan investasi di bursa Singapore, Taiwan dan Hong Kong. Menarik karena menurut berita tersebut buying action ini berlawanan arah dengan rekomendasi jual dari Morgan Stanley dan Credit Suisse.

Memang tidak mudah untuk memahami investment strategy dari seorang Jim Rogers yang memiliki kekuatan dana sangat besar. Investasi yang dilakukan saat ini bisa saja ditargetkan untuk jangka waktu yang cukup panjang sehingga tidak menarik untuk diikuti jejaknya dengan berharap dapat memetik keuntungan dalam jangka pendek. Tapi dari situ kita dapat melihat bahwa ada keyakinan kuat dari Jim terhadap cerahnya prospek investasi di China dalam beberapa tahun mendatang. Timbul satu pertanyaan, alasan apa yang membuat Jim yakin dengan prospek saham di China?

Setelah saya renungi cukup lama ternyata jawaban terdekat adalah besaran populasi di China yang berarti pasar dengan potensi luar biasa. Investasi yang dilakukanpun tidak jauh dari kebutuhan dasar penduduk di China - komoditi pertanian, pariwisata, transportasi udara dan pendidikan. Dengan menguasai saham2 dari perusahaan yang bergerak di bidang tersebut maka investasi tersebut berpeluang tinggi untuk menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Apalagi dibeli pada masa sekarang dimana harga saham relatif murah akibat koreksi besar2an selama empat bulan terakhir.

Lalu bagaimana dengan saham di bursa kita? Apakah ada investor kelas dunia yang tengah sibuk membeli berbagai saham dengan pertimbangan strategis seperti Jim? Tentu saja ada bahkan tidak sedikit, tapi bukan populasi yang menjadi kunci utama pada saat ini. Sasaran yang tengah dibidik adalah tanah! Tanah dimana terdapat kekayaan alam seperti batubara, mineral, logam mulia dan minyak bumi. Tanah sebagai lahan subur (dan murah) untuk tanaman penghasil bio energy seperti kelapa sawit, jarak, tebu dan tanaman sejenisnya. Kata kunci adalah energy dan kelangkaan.

Coba perhatikan saham2 berikut: INCO, TINS, ITMG, AALI, UNSP, ANTM, BUMI, PTBA, ENRG, MEDC, ELSA, PGAS dan SGRO (serta beberapa lainnya). Bayangkan entry barrier yang ada bila harus berkompetisi dengan mereka. Sangat berat. Apalagi sekian tahun ke depan. Bila anda adalah seorang Jim Rogers di bidang energy, maka pertanyaan saya: Apakah pada saat ini harga saham2 tersebut murah atau mahal?

Selamat berpikir ala Jim Rogers. :))

No comments: