Tuesday, May 20, 2008

Winning Streak and Profit Taking - Menunggu Sang Turbulensi

Memang sungguh menyenangkan melihat indeks BEI mencapai 2,510 pada Senin lalu. Setelah akhirnya berhasil menjual ENRG di 1120 yang sempat tertahan beberapa minggu, dapat dikatakan tidak ada lagi yang tersisa di portfolio saya. Semua sudah bersih dan waktunya untuk kembali mengumpulkan saham satu per satu. Penggunaan pola shorter-term pada setiap transaksi yang saya lakukan terbukti membuat investasi lebih aman, hari-hari dapat dilalui dengan penuh ketenangan dan tidurpun pulas.

Pada penggunaan pola shorter-term maka target realisasi profit menjadi lebih sempit dan mengecil. Dalam perhitungan sederhana, average return dari portfolio yang terakhir adalah 6.59% dengan frekuensi transaksi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Faktor labilnya BEI pada awal Mei memang sangat membantu untuk menyelinap masuk dan keluar secepat mungkin.

Mungkin ada yang bertanya saham apa saja yang sempat mampir di catatan transaksi saya selama beberapa minggu terakhir. Jawabannya mudah saja cukup membaca ulang tulisan2 saya terdahulu maka anda akan menemukan jawabannya. Memang tidak semua saya masukkan dalam tulisan2 tersebut tapi hampir sebagian besar telah saya utarakan. Saham2 tersebut adalah BUMI, ENRG, ANTM, INCO, TINS, DEWA, ELSA, PTBA, UNSP, MEDC dan beberapa lainnya. Saya sempat beberapa kali keluar masuk untuk beberapa saham seperti BUMI, ANTM, DEWA dan ELSA.

Saat ini harga saham2 diatas telah menjulang tinggi dan rawan akan aksi profit taking yang akan segera datang. Beberapa harga saham bahkan telah digiring setinggi mungkin sebagai antisipasi kontraksi yang akan timbul pada saat kenaikan harga BBM dilaksanakan. Sehingga perlu ekstra hati2 untuk masuk ke dalam saham2 tersebut. Jangan hanya lihat potensi gain yang didapat berdasarkan rumor tapi selalu lihat faktor fundamental dan risiko turbulensi yang datang dari pasar global. Tidak ada gunanya masuk pada harga tinggi bila rentang waktu untuk mendapatkan 5% gain saja butuh lebih dari satu minggu. Lebih baik duduk tenang sambil mendengarkan musik atau meluangkan waktu untuk melakukan riset anda.

Ini saatnya mengumpulkan kembali berbagai saham yang memang layak untuk dikoleksi sementara waktu. Seperti selalu saya sampaikan bahwa saham berbasis energy adalah primadona yang patut diburu. Bila harga sang primadona telah melayang tinggi, tunggu saja pasti ada waktunya untuk kembali turun. Bagaimana bila tidak menurun? Lupakan, masih banyak saham lain yang layak untuk dikoleksi. Ingat, bila sebagian besar investor menghindari saham tersebut karena harganya terlalu tinggi maka secara alamiah akan tercipta tekanan jual yang akan membuat harga saham tersebut kembali melemah.

Saya akan menunggu harga saham ELSA pada level 305-330, DEWA pada level 425-455, ANTM pada level 3550-3625 dan MEDC pada level 4400-4725. Apakah terlalu rendah? Tidak. Pasar global masih menjanjikan setumpuk turbulensi dari US factors dan masih ada gonjang ganjing kenaikan harga BBM yang akan semakin menghangat. Bila inipun tak mampu membawa harga saham tersebut turun maka ada pilihan saham TLKM dan ISAT yang telah lama tersungkur dibawah. ISAT pada harga 5850-6050 akan menjanjikan return yang cukup baik bahkan bila diperlukan simpan baik baik sampai akhir 2008.

Pesan saya, jangan lupa untuk membuat kalkulasi dan analisis tersendiri, artikel ini hanya baik sebagai pembanding dan bukan sebagai pegangan anda satu2nya dalam melakukan transaksi di bursa saham. Selamat membanding banding.... :)

4 comments:

Unknown said...

pak, gimana dengan saham agri seperti LSIP dan UNSP. tks, eka

Socrates Rudy Sirait, PhD said...

Secara fundamental UNSP bagus, 1800 terlalu tinggi. Menarik untuk dimiliki bila harga kembali turun di bawah 1650.

Anonymous said...

bang, kalau abang invest saham pakai tehnical analyst gak??

vividtrader said...

analisanya bikin target2 harga pake metode apa? boleh dishare?