Monday, July 14, 2008

BEI Morning Lineup - July 14

Dengan posisi penutupan Dow di 11,100 pada Jumat pekan lalu maka potensi terjadinya market crash di pasar saham US semakin menguat. Bukan tidak mungkin Dow akan jatuh mendekati angka 10,000, kans untuk terjadi sama dengan perkiraan bahwa harga minyak dunia akan menyentuh USD 180 per barrel. Kapan akan terjadi? Sulit untuk diprediksi. Sebagai catatan, indeks Dow telah mengalami penurunan secara konstan sejak minggu kedua Mei lalu hingga hari ini diselingi technical rebound yang tidak berarti.

Salah satu issue menarik yang dapat dijadikan pegangan dalam menentukan arah Dow minggu ini adalah status kejatuhan dari IndyMac Bank. Limbungnya bank ini diperkirakan akan menimbulkan kerugian Federal Deposit Insurance Corp. antara $4 billion sampai dengan $8 billion, dengan potensi menghanguskan lebih dari 10% dana deposit insurance milik FDIC. Bagaimana langkah otoritas keuangan di US dalam menangani permasalahan ini akan merefleksikan keadaan pasar US dalam waktu dekat.

Sekali lagi, saya mengingatkan bahwa situasi industri perbankan dan keuangan di US dan bahkan di Indonesia tidaklah dalam kondisi yang baik dan sehat. Berita seputar saham yang mengatakan bahwa telah terjadi akumulasi pembelian saham2 perbankan secara selektif di BEI terkesan membawa pesan sponsor dan tidak memiliki dasar pengambilan keputusan investasi jangka panjang yang jelas.

Indeks BEI memang masih akan berkutat di 2230-2330 pada minggu ini, indeks (hanya) akan menguat (tipis) bila saham2 berbasis energy kembali dipungut dan dikoleksi. Posisi kehadiran Adaro di pasar sekunder nantinya memang akan mempengaruhi preferensi dan kombinasi pilihan saham berbasis energy. Tapi, saya agak ragu dengan kekuatan saham Adaro yang dijual pada harga perdana terlalu tinggi. Dua faktor yang membuat harga tersebut telah kelewat batas, satu adalah situasi pasar global yang melemah dan kedua adalah posisi permasalahan hukum Becket Pty yang melibatkan Adaro dimana saham ini menjadi rentan terhadap issue negatif yang dengan mudah merebak di pasar.

Seperti anda semua, saya berharap kehadiran Adaro akan mengembalikan gairah pasar untuk melakukan pembelian secara aktif. Tapi sejarah membuktikan bahwa sehebat apapun satu saham bila ditawarkan pada saat yang tidak tepat maka hasil yang didapat tidak akan pernah optimal.

Menunggu adalah kata yang tepat untuk minggu ini, setidaknya sampai Dow memberikan sinyal yang lebih baik yaitu kembali mengarah ke level di atas 12,000 (minimal 11,800). Tanpa itu, apakah ada fund management besar yang berani mengambil posisi "betting" pada saham2 berbasis energy (apalagi perbankan)? Kecuali anda tertarik untuk bermain cepat, mengambil celah keuntungan satu dua point dari beberapa saham terkapar yang mencoba untuk bangkit. Dari beberapa rekan yang mencoba hal tersebut di saham BUMI - setahu saya, akhirnya mereka terkapar semua di saat BUMI menyentuh 6650...

Tunggu.... sampai pasar memberikan sinyal untuk beli di harga termurah.. dan sinyal itu akan datang sooner or later.....

2 comments:

Anonymous said...

analisanya salah mulu bosss ... justru finance sedang diakumulasi .... pada lari dari komoditas ...

Socrates Rudy Sirait, PhD said...

diakumulasi itu pengertiannya apa?
bukannya BBCA sempat 2850 pd 9 July lalu, BBNI tertinggi 1240 pd 2 July lalu, BNGA tertinggi 990 pd 26 June lalu, BBRI dlm satu bulan terakhir 5750....?

akumulasi seharusnya berarti harga mengalami kenaikan baik secara gradual atau bertahap dalam kurun waktu cukup panjang... dari ke empat saham tsb tidak satupun yg menunjukkan pola tersebut..

kalau ada salah, wajar saja... Investment Bank besar saja bisa salah... tapi bila dikatakan salah mulu... jangan2 anda kurang mampu memahami artikel2 saya..

coba anda check satu per satu artikel selama 3 bulan terakhir dgn urutan tanggal posting dan harga saham tersebut pada kurun waktu tersebut...

sebaiknya tulis nama, jadi pendapat anda akan dihargai orang.. komentar ngawur tanpa nama, mencerminkan rendahnya kapasitas dan kredibilitas si penulis...