Sebagai kelanjutan dari ABF 1, berikut adalah ulasan saya mengenai ABF 2 yang juga merupakan hasil dari inisiatif EMEAP group. Serupa dengan tujuan dari ABF 1, dana ini juga memiliki tujuan utama untuk menciptakan pasar obligasi Asia dengan memperluas pasar domestik dan regional Asia.
ABF 2 yang mulai diimplementasikan sejak May 2005, terdiri dari dua bagian yaitu Pan-Asian Bond Index Fund (PAIF) dan delapan Single-market Funds atau Fund of Bond Fund (FoBF) untuk memudahkan pembaca melakukan riset, istilah ini tidak saya terjemahkan secara bebas. Masing-masing memiliki dana USD 1 milyar yang merupakan dana partisipasi dari anggota EMEAP.
PAIF merupakan dana yang diinvestasikan kedalam obligasi sovereign dan quasi-sovereign yang menggunakan mata uang lokal dan diterbitkan di delapan negara anggota EMEAP. Ini berbeda dengan ABF 1 yang hanya menggunakan mata uang USD. FoBF adalah dana yang digunakan untuk investasi obligasi sovereign dan quasi-sovereign dengan mata uang lokal yang terdapat di negara anggota EMEAP.
Untuk pengelolaan FoBF, EMEAP telah menunjuk fund manager yaitu,
1. ABF China Bond Index Fund oleh China Asset Management Corporation Limited
2. ABF Hong Kong Bond Index Fund oleh HSBC Investments (Hong Kong) Limited
3. ABF Indonesia Bond Index Fund oleh PT Bahana TCW Investment Management
4. ABF Korea Bond Index Fund oleh Samsung Investment Trust Management Company Limited
5. ABF Malaysia Bond Index Fund oleh AmInvestment Management Sdn. Bhd.
6. ABF Philippines Bond Index Fund oleh Bank of the Philippine Islands
7. ABF Singapore Bond Index Fund oleh DBS Asset Management Limited
8. ABF Thailand Bond Index Fund oleh Kasikorn Asset Management Company Limited
Pada prinsipnya, PAIF dan FoBF akan dikelola secara transparan dengan mengacu pada The iBoxx ABF Index Family yang diciptakan oleh International Index Company (IIC) dan EMEAP dan juga mengacu kepada Pan-Asia Index.
ABF2 nantinya akan terbuka bagi private investor (open-ended fund/exchange-traded fund) setelah keseluruhan aturan dan infrastruktur yang ada telah siap di negara yang bersangkutan. Sehingga ABF 2 akan memberikan pilihan investasi baik bagi investor lokal, regional dan internasional dalam bentuk satu instrument yang terdifersifikasi secara baik. Sehingga keberadaan ABF 2 akan meningkatkan jumlah partisipan dalam pasar obligasi dan meningkatkan likuiditas pasar. Dengan diperjualbelikan langsung di pasar obligasi sekunder, maka ABF 2 diharapkan berperan dalam menurunkan biaya transaksi yang selama ini di Indonesia cenderung bervariasi akibat tidak adanya pasar sekunder.
Namun demikian, kecepatan implementasi ABF 2 di Indonesia akan sangat tergantung dari kemampuan pemerintah dalam menyempurnakan aturan serta kebijakan pasar modal khususnya di bidang obligasi dan pengadaan infrastruktur yang memadai untuk terciptanya pasar sekunder yang layak. Implementasi ABF 2 di Malaysia dan Thailand telah berjalan dengan baik sejak tahun 2005, bagaimana dengan Indonesia?
Sebagai gambaran yang sangat sederhana, berita mengenai keberadaan ABF 2 dalam bahasa Indonesia di internet sangat minim sekali. Ini menandakan bahwa tidak ada liputan berita yang terkait dengan ABF 2 dan Bahana TCW sebagai pengelola yang ditunjuk. Tidak adanya berita tersebut memiliki interpretasi negatif yang cukup banyak untuk disebut satu per satu. Dugaan saya yang paling kuat adalah pemerintah memang tidak berbuat sesuatu yang signifikan dalam rangka ABF 2 dan pengembangan pasar obligasi di Indonesia. Kapan pasar modal Indonesia bisa maju?
1 comment:
plain html doesn't support MS word's autonumber feature. That is why you have the endif errors in your post. Your blog is economically and financially informative but I can't understand because it is in Bahasa Indonesia.
http://reyian.blogspot.com
Post a Comment