tag:blogger.com,1999:blog-21664281313809086562024-03-06T03:03:14.747+09:00Unpublished DreamSocrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.comBlogger104125tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-49977999603926487082011-09-26T02:02:00.001+09:002011-09-26T02:33:46.590+09:00Langkah Gontai Sang Paman: Skandal Solyndra - Part 2<br />
Pernah dengar Solyndra? Jika belum, silahkan klik <a href="http://www.solyndra.com/">website Solyndra</a>. Perusahaan yang berlabel "Green" ini memproduksi solar panel. Perusahaan ini menjadi terkenal karena mendapatkan fasilitas jaminan pinjaman sebesar USD 535 juta di 2009 dari pemerintah US dengan janji bahwa akan menciptakan empat ribu pekerjaan baru. Dalam waktu 2 tahun setelah mendapatkan pinjaman, Solyndra menyatakan bangkrut dan memberhentikan seluruh pegawainya.<br />
<br />
Sebelum Solyndra, perusahaan sejenis yaitu<a href="http://evergreensolar.com/en/"> Evergreen Solar Inc.</a> dan <a href="http://www.spectrawatt.com/">SpectraWatt</a> lebih dulu menyatakan bangkrut di Agustus lalu. Sama dengan Solyndra, kedua perusahaan ini juga menerima fasilitas jaminan pinjaman, hanya saja dengan jumlah yang jauh lebih kecil. <br />
<br />
Ketiganya berbagi alasan yang kurang lebih sama dimana salah satunya adalah kalah bersaing dengan produksi sejenis dari Cina.<br />
<br />
Point pertama yang bisa ditarik dari kasus di atas adalah fakta bahwa sebagian stimulus yang digelontorkan di 2009 telah menguap begitu saja tanpa memberikan dampak positif terhadap perekonomian di US. Bahkan ini juga memberikan indikasi bahwa sistem seleksi (due diligence) penerima stimulus tidak dilakukan dengan matang dan tidak dipantau secara berkala. <br />
<br />
Point kedua adalah fasilitas diberikan kepada berbagai perusahaan yang relatif baru berdiri. Industri green energy seperti solar panel merupakan industri baru dimana kapasitas permintaan belum teruji dalam kurun waktu lama sehingga tingkat risiko kegagalan tinggi. Ini sama saja dengan memposisikan pemerintah US sebagai venture capitalist. Bedanya dengan venture capitalist pada umumnya, jumlah dana yang digelontorkan jauh melebihi batasan yang berlaku di kalangan venture capital. <br />
<br />
Point ketiga adalah fakta bahwa tidak mudah bersaing dengan produksi Cina bahkan di industri green energy. Jadi yang menjadi pertanyaan adalah, apakah fasilitas pinjaman dan investasi lainnya yang diberikan kepada berbagai perusahaan lain memiliki pasar yang aman dari kompetisi produksi Cina? Jika tidak, mampukah mereka bersaing? Jika tidak mampu, bagaimana mereka akan mengembalikan dana tersebut kepada pemerintah?<br />
<br />
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar US dapat berhasil keluar dari resesi dan mampu membayar hutang adalah terjadinya peningkatan produksi dan pendapatan dari stimulus yang dikeluarkan. Sehingga jika stimulus ini tidak menghasilkan maka hutang tidak dapat dibayarkan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijAixNCgBDy2NiV_A16umSpxdnuRINrnCys3dFlzHduJOQ40c8dh-qxIJ6mw_j3X2R3o8qRxK4Op31QzBJlIB5fmZ2UpiVgTFaOb0p76-5QocRFswo8B-4ixQ8r1vjksQVOSAscuu4Qxk/s1600/Unemployment2011.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="146" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijAixNCgBDy2NiV_A16umSpxdnuRINrnCys3dFlzHduJOQ40c8dh-qxIJ6mw_j3X2R3o8qRxK4Op31QzBJlIB5fmZ2UpiVgTFaOb0p76-5QocRFswo8B-4ixQ8r1vjksQVOSAscuu4Qxk/s200/Unemployment2011.jpg" width="200" /></a></div>
Satu hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah kebangkrutan ini turut berkontribusi menambah daftar panjang pengangguran di US. Jika diperhatikan dalam gambar, terlihat bahwa gap antara ekspektasi pemerintah US terhadap perkiraan pengangguran dan data aktual semakin melebar. Ini juga memberikan indikasi bahwa stimulus tersebut tidak berjalan dengan baik. Bukan tidak mungkin dalam setahun ke depan akan bermunculan kasus kasus serupa di atas. Semoga saja tidak terjadi. <br />
<br />
Untuk memudahkan update, silahkan ikuti twitter saya di @socratesrudysir<br />
<br />
Salam dan tetap semangat.Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-15100868807121326772011-09-20T16:18:00.001+09:002011-09-20T16:25:57.780+09:00IDX Update: Kemana Arah IHSG Di Kwartal Terakhir 2011?"Seberapa jauhkah koreksi yang akan terjadi di IHSG?" Demikian kurang lebih beberapa pertanyaan yang masuk ke inbox saya sejak kemarin. Jawaban saya: Saya tidak tahu dan sudah semestinya tidak ada yang tahu karena kita semua masih manusia.<br />
<br />
Yang bisa dilakukan adalah melakukan prediksi melalui berbagai metode analisa yang tersedia. Semakin canggih metode yang digunakan dan semakin beragam variable yang disertakan maka akurasi prediksi semakin baik. <br />
<br />
Namun, melemahnya IDR ke level 9,000 perlu disikapi dengan bijaksana, minimal dengan mengesampingkan kemungkinan terjadinya lonjakan indeks yang tinggi sampai dengan akhir 2011. Apalagi kondisi global market masih berada dalam turbulensi yang tinggi.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg49U02dP4F1fBLGloqV8C658E_8r9qygNLK0fUQaLTylrm1XeZz8rGRgpfVuhcMufO1EhaZxCQ80eJJfvyTYS4EQpuLUB5d65jRGPJiyvVkKVY_74fF4ZXYyzJwjBntiCIZ0ZJu8RCqX0/s1600/Asia+IDX+Comparation.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="75" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg49U02dP4F1fBLGloqV8C658E_8r9qygNLK0fUQaLTylrm1XeZz8rGRgpfVuhcMufO1EhaZxCQ80eJJfvyTYS4EQpuLUB5d65jRGPJiyvVkKVY_74fF4ZXYyzJwjBntiCIZ0ZJu8RCqX0/s200/Asia+IDX+Comparation.jpg" width="200" /></a>Berikut ini dapat dilihat komparasi antara IHSG dengan beberapa bursa di Asia selama 2011 (YTD). Negara dimana bursa tersebut berada, tidak mengalami krisis ekonomi bahkan dua diantaranya adalah bagian dari BRIC. Saya pribadi lebih suka mengatakan tiga diantaranya adalah bagian dari BRICI - the best emerging economies.<br />
<br />
Dari chart terlihat bahwa hanya IHSG yang saat ini masih mengalami pertumbuhan positif di 2011 (YTD). Sedangkan lainnya berada di level pertumbuhan negatif.<br />
<br />
Pertanyaan: Apakah terdapat kecenderungan penurunan IHSG (sebagai akibat risk reduction dari berbagai fund manager) sehingga gap pertumbuhan di antara bursa-bursa tersebut tidak terlalu jauh? Atau tidak terdapat korelasi di antara bursa tersebut?<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfG1Dp-RHRL_1K6rCwm5FZCaY7NSIoB2tRCwc0m4iFniRT2YZ6eEIr1Yr1CXXK2EiiZiMAvT9UU8PNwZJhVa5rd0e_kXEvtStLmTARCwDTNAZMtIxRCxYc19JSrMZpGFGnxde-dlK75V8/s1600/USDIDR+Jan+-+Sept+2011.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfG1Dp-RHRL_1K6rCwm5FZCaY7NSIoB2tRCwc0m4iFniRT2YZ6eEIr1Yr1CXXK2EiiZiMAvT9UU8PNwZJhVa5rd0e_kXEvtStLmTARCwDTNAZMtIxRCxYc19JSrMZpGFGnxde-dlK75V8/s200/USDIDR+Jan+-+Sept+2011.png" width="200" /></a></div>
<br />
Chart berikut adalah posisi USD IDR di 2011 (YTD). Di January ketika IDR berada di atas 9,000 maka IHSG mengalami koreksi negatif yang kemudian meningkat seiring dengan penguatan IDR mulai awal February. <br />
<br />
Pertanyaan: Apakah kondisi IHSG akan mengalami koreksi sehingga mengalami posisi relatif yang mendekati pola di January lalu? Dengan tekanan dari global market dan pelemahan IDR, apakah akan terjadi koreksi ganda?<br />
<br />
Semoga dari paparan singkat ini dapat memberikan tambahan masukan baik bagi pembaca yang berprofesi sebagai trader maupun yang berprofesi sebagai investor di bursa tercinta kita IDX.<br />
<br />
Untuk memudahkan update, silahkan ikuti twitter saya di @socratesrudysir<br />
<br />
Salam semangat.<br />
<br />Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-43243294079241478392011-09-19T18:16:00.001+09:002011-09-19T19:20:18.673+09:00European Market Update: Troika - Pahlawan atau Pahlawan Kesiangan?Update terkait pasar keuangan Eropa dalam tiga hari terakhir ini:<br />
<br />
Pemerintah Yunani melakukan emergency cabinet meeting pada hari Minggu untuk membahas status terkini dari defisit anggaran, kebijakan untuk pemotongan anggaran dan posisi hutang negara. Yunani berencana untuk mengadopsi rancangan yang akan diberikan oleh Troika. <a href="http://gogreece.about.com/od/Glossary-of-Greek-Terms/g/The-Troika.htm">Siapakah Troika</a>? Troika merupakan tiga institusi yang memiliki kekuatan pengaruh besar bagi usaha pemulihan ekonomi di Yunani yaitu European Commission, International Monetary Fund dan European Central Bank<br />
<br />
Beberapa petinggi di negara Uni Eropa juga dijadwalkan bertemu dalam rangka membahas Yunani dan perluasan peran <a href="http://www.efsf.europa.eu/about/index.htm">EFSF </a>(European Financial Stability Facility) - Ini suatu lembaga yang memiliki peran dalam kebijakan bailout dan penjaminan obligasi yang diterbitkan EAMS (Euro Area Member States). Bagi yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai EFSF, dapat download materi "<a href="http://www.efsf.europa.eu/attachment/efsf-presentation-november-2010.pdf">An introduction to the European Financial Stability Facility</a>".<br />
<br />
<b>Catatan kecil:</b><br />
Krugman pernah mengatakan bahwa kisah krisis di Argentina sangat mungkin terjadi di Yunani.<br />
Dengan rencana untuk melakukan pengurangan pegawai di sektor publik sampai dengan 100 ribu maka angka pengangguran di Yunani akan sangat tinggi. Populasi di Yunani hanya sekitar 11,3 juta manusia. Dengan perbandingan tersebut, jika terjadi di Indonesia sama dengan pengurangan sejumlah 2,4 juta pegawai. Dapatkah anda membayangkan jika itu terjadi di Indonesia?<br />
<br />
Sehingga jika yang terburuk terjadi di Yunani maka tidak mengherankan bila pasar saham di Eropa akan tumbang. Masih ada beberapa negara Eropa lainnya yang mengalami situasi perekonomian buruk. Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-81867737067927847302011-09-19T03:16:00.000+09:002011-09-21T01:45:50.818+09:00Langkah Gontai Sang Paman: Antara Hutang Negara dan Wall Street - Part 1<br />
Siapapun pasti merasa lega dengan kinerja pasar saham di Wall Street yang dalam minggu terakhir terlihat membaik. Semua pasti berharap bahwa kondisi ini bisa membawa angin segar dan optimisme bagi pasar global dan juga ke bursa Indonesia.<br />
<br />
Tapi apakah benar harapan akan membaiknya pasar di Wall Street akan terjadi dalam jangka panjang? Apakah benar membaiknya kinerja Wall Street terjadi sebagai dampak positif pemulihan ekonomi di Amerika Serikat? Apakah benar kenaikan indek Dow bukan sekedar bentuk <a href="http://unpublisheddream.blogspot.com/2009/10/nightmare-of-sang-raksasa.html">classic bounce in a long-term bear market</a>?.<br />
<br />
Untuk menjawab ini, mari kita lihat beberapa catatan penting ekonomi dan keuangan US di 2011, sambil dibandingkan dengan kinerja indeks Dow di saat yang sama. Saya akan bagi penjelasan ini dalam beberapa episode kecil agar mudah dipelajari dan dipahami. <span style="font-size: x-small;"><i>Untuk melihat gambar secara jelas, click kanan pada gambar dan buka di tab yang baru. </i></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLz-YTR79KxlIG3txZJaDpJglvRQLYyKuq8ytGr7825708ukqeekn08TncAr4r6liq2HwNw5ln7QvhiojdoBORES8RlqrWdwjROjit57_PK6MfMfB67MOq_mho5i1kBDhBSKP9zz0jN3o/s1600/surplus+deficit+US.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLz-YTR79KxlIG3txZJaDpJglvRQLYyKuq8ytGr7825708ukqeekn08TncAr4r6liq2HwNw5ln7QvhiojdoBORES8RlqrWdwjROjit57_PK6MfMfB67MOq_mho5i1kBDhBSKP9zz0jN3o/s1600/surplus+deficit+US.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI8Y-czeEWcAKWdBvsqnLKGd68_H_ZLNJdNK56qXK4cPjKkFW-9Rtep4-u_vG8g-gq6ZbW6ep7sTayyFoS7ILGe0EIj4BvgzeNZn1lZnjDY63PYM6BiVanXIi87QlK_f4FREji6KfOrJE/s1600/Dows+2011+-+4+Episodes.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="129" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI8Y-czeEWcAKWdBvsqnLKGd68_H_ZLNJdNK56qXK4cPjKkFW-9Rtep4-u_vG8g-gq6ZbW6ep7sTayyFoS7ILGe0EIj4BvgzeNZn1lZnjDY63PYM6BiVanXIi87QlK_f4FREji6KfOrJE/s200/Dows+2011+-+4+Episodes.png" width="200" /></a><b>Episode 1: 2 January - 16 Maret</b><br />
Tidak ada yang istimewa pada awal pembukaan pasar Wall Street di 2011, indeks Dow masih terus meningkat dan baru terjadi penurunan yang signifikan di akhir minggu kedua Maret. Mengapa terjadi penurunan pada saat tersebut?<br />
<br />
Pada Jumat, 11 Maret, terjadi gempa bumi dan tsunami dahsyat di Jepang. Sehingga Senin 14 Maret, hampir semua bursa di dunia mengalami kepanikan karena kekhawatiran akan ekonomi Jepang terhadap pasar keuangan di Jepang dan di tingkat global. Inilah pemicu utama terjadinya penurunan pada 14-16 Maret di Wall Street.<br />
<a href="http://online.wsj.com/article/SB10001424052748704893604576199200013430230.html">Tokyo Falls 6.2%; Other Asian Markets Mixed </a><br />
<a href="http://www.federalreserve.gov/newsevents/press/monetary/20110315a.htm">FOMC Statement: "Economic recovery is on a firmer footing"</a><br />
<br />
<b>Episode 2: 17 Maret - 5 Mei </b><br />
Dalam kurun waktu ini, indeks Dow mencapai titik tertinggi di 29 April yaitu 12.810,54. Indeks ini masih di bawah indeks tertinggi yang pernah dicapai di 1 Oktober 2007 yaitu 14.066.01. Masih cukup jauh. <br />
<br />
Tidak ada yang istimewa selama periode ini. Hanya saja kritik dan argumentasi mengenai hutang negara (sovereign debt) di US mulai semakin sering terdengar. Ini sejalan dengan dimulainya <a href="http://online.wsj.com/article/SB10001424052748704322804576303490627827926.html">pembicaraan antara partai Republik dan White House mengenai status hutang negara</a>.<br />
<br />
<b>Episode 3: 6 Mei - 21 Juli </b><br />
Secara teknikal, sebenarnya di bulan Mei hutang negara US telah mencapai batas atas (debt ceiling) yang diperbolehkan oleh UU. Jika batas atas ini tidak dinaikkan maka diperkirakan akan terjadi gagal bayar dalam waktu dekat. <br />
<br />
Kongres dalam hal ini masih menentang penambahan batas atas hutang negara karena kekhawatiran akan risiko gagal yang akan muncul di masa yang akan datang. Negosiasi antara White House dengan partai Republikpun terus berlangsung. Pasar yang melihat ketidakpastian ini mengantisipasi dengan mengurangi posisi investasi yang berakibat dengan turunnya indeks Dow hingga ke 11.897,27 di 15 Juni.<br />
<br />
Di 6 Juli, <a href="http://m.whitehouse.gov/the-press-office/2011/07/06/remarks-president-twitter-town-hall">Obama memberikan pernyataan penting di Twitter Town Hall</a> mengenai dua hal. Pertama bahwa jika batas atas hutang negara tidak dirubah maka US Treasury akan kehabisan dana. Kedua bahwa berdasarkan konstitusi, Kongres tidak berhak untuk tidak menyetujui Treasury melakukan pembayaran hutang.<br />
<br />
Pernyataan ini menjadi sinyal pada pasar bahwa White House dan Kongres mendekati kesepakatan untuk meningkatkan batas hutang negara. Optimisme pasar meningkat dan indeks Dow akhirnya kembali naik ke 12.724,41 di 21 Juli.<br />
<br />
<br />
<b>Episode 4: 22 Juli - Sekarang</b><br />
<br />
Namun demikian perbedaan pandangan antara sebagian besar anggota Kongres dan pemerintah US dalam menyikapi kenaikan batas hutang negara semakin terlihat oleh publik. Pelaku pasar di Wall Street melihat bahwa tenggat waktu kemungkinan terjadi gagal bayar sudah terlalu dekat. Sehingga koreksi pasar secara signifikan tidak dapat dihindari. Salah satu penyebab adanya koreksi ini adalah kemungkinan Standar & Poor's akan melakukan down grading terhadap rating hutang negara US. <br />
<br />
Pada 31 Juli, ada kesepakatan akan penyelesaian masalah kenaikan batas atas hutang negara antara Kongres dan pemerintah US. Di 2 Agustus Obama menandatangani naskah yang menaikkan batas hutang negara kemudian disahkan menjadi bagian UU yang dikenal dengan nama <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Budget_Control_Act_of_2011">Budget Control Act of 2011</a>. Koreksi signifikan tetap terus berlangsung. 5 Agustus, Standard & Poor's memberikan pernyataan resmi mengenai <a href="http://www.reuters.com/article/2011/08/06/us-usa-debt-downgrade-idUSTRE7746VF20110806">penurunan rating hutang negara US</a>.<br />
<br />
Sejak kejadian tersebut hingga saat ini, indeks Dow mengalami turbulensi panjang disertai ketidak pastian kapan krisis akan berakhir.<br />
<br />
<b>Catatan Penting dari Part 1:</b><br />
<br />
Per 9 September 2011, total hutang sejumlah 14,71 triliun US dollar (98% dari GDP US) dimana 10,07 trilliun dipegang oleh publik (termasuk didalamnya 4.7 trilliun oleh negara lain) dan sisanya oleh beberapa institusi lain dari pemerintah US.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLz-YTR79KxlIG3txZJaDpJglvRQLYyKuq8ytGr7825708ukqeekn08TncAr4r6liq2HwNw5ln7QvhiojdoBORES8RlqrWdwjROjit57_PK6MfMfB67MOq_mho5i1kBDhBSKP9zz0jN3o/s1600/surplus+deficit+US.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLz-YTR79KxlIG3txZJaDpJglvRQLYyKuq8ytGr7825708ukqeekn08TncAr4r6liq2HwNw5ln7QvhiojdoBORES8RlqrWdwjROjit57_PK6MfMfB67MOq_mho5i1kBDhBSKP9zz0jN3o/s200/surplus+deficit+US.jpg" width="133" /></a>Secara teoritis kondisi anggaran defisit yang terus menerus akan sangat mempersulit pemerintah US melakukan pembayaran hutang negara. Bahkan untuk membayar bunga hutang saja diperlukan keajaiban di dalam pertumbuhan ekonomi US. <br />
<br />
Saat ini pelaku pasar di Wall Street tidak khawatir akan status hutang dan credit rating hutang negara. Namun issue ini akan kembali menghantui Wall Street di saat pembahasan anggaran 2012 dan 2013.<br />
<br />
Ini dengan catatan bahwa tidak ada issue lain yang membuat pasar di US kembali menukik. Faktanya masih ada berbagai variabel penting yang mungkin akan membuat pelaku pasar bereaksi negatif.<br />
<br />
Pembahasan selanjutnya akan ada di Langkah Gontai Sang Paman: Part 2. Ikuti twitter saya untuk update terkini di @SocratesRudySir.<br />
.<br />
Salam sejahtera dan tetap semangat.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-40087967379415146332010-04-05T03:08:00.001+09:002010-04-05T03:08:26.774+09:00LINKS - Ada Gula Investasi Ada Semut InvestasiSetelah IHSG menciptakan rekor tertinggi di minggu lalu maka perhatian pelaku pasar di tingkat global makin tertuju ke Indonesia. Seperti kata peribahasa "ada gula ada semut" demikianlah yang tengah terjadi di pasar keuangan Indonesia. Gula berbentuk capital gain dan potensi pertumbuhan yang tinggi telah menarik perhatian para semut investasi dari berbagai penjuru dunia. Ada berbagai faktor yang membuat Indonesia menjadi gula yang menjanjikan saat ini.<br /><br /><b>Pertama</b> adalah pertumbuhan ekonomi yang baik didukung dengan nilai tukar Rupiah yang relatif stabil dan rendahnya tingkat inflasi saat ini.<br /><br /><b>Kedua</b> adalah situasi politik dalam negeri yang relatif jauh lebih stabil dibanding Thailand. Ini juga faktor yang menentukan mengingat Thailand memiliki pasar obligasi yang jauh lebih besar ketimbang Indonesia dalam satu dekade terakhir. Situasi politik Thailand telah meningkatkan risiko investasi dan membuat pilihan investasi portfolio ke Indonesia jauh lebih aman dan menarik.<br /><br /><b>Ketiga</b>, opsi yang tersedia di tingkat global masih belum banyak berubah. Uni Eropa masih berkutat dengan persoalan di beberapa negara anggotanya. Euro masih mengalami pelemahan nilai tukar. Begitu pula di US situasinya belum berubah masih dalam kondisi kritikal. BRIC dan I (Indonesia) masih merupakan pilihan terbaik untuk melakukan investasi.<br /><br />Dari sini ada dua hal yang menjadi pertanyaan dan bahan pertimbangan kita bersama:<br /><br />1. Apakah benar US masih dalam krisis ekonomi - bukankah pasar saham di Wall Street telah mengarah ke "bullish market"? Jika masih dalam krisis ekonomi, kemungkinan apakah yang mungkin terjadi dalam tiga bulan ke depan (akhir Q2/10)?<br /><br />2. Bagaimana dengan IHSG dalam 3 bulan mendatang (akhir Q2/10)? Apakah IHSG akan mendekati 3000 atau bertahan di level saat ini? Apa yang akan terjadi bila terjadi tekanan baru di pasar keuangan US maupun global?<br /><br /><br /><b>Mengenai perekonomian US dan Wall Street</b>:<br />1. Dari data penjualan notes dan bonds oleh US Treasury terlihat bahwa terjadi penurunan permintaan pada bulan lalu. Sehingga perlu kita lihat bersama: Apakah rencana penjualan notes dan bonds senilai USD82 billion di minggu mendatang dapat terserap oleh pasar atau justru terus mengalami penurunan permintaan?<br /><br />2. Ada beberapa laporan statistik Maret yang akan dikeluarkan di minggu mendatang. Ini akan memperlihatkan sebagian posisi kinerja ekonomi di awal 2010. Namun perlu diketahui bahwa untuk mengatakan bahwa krisis telah berakhir di US diperlukan konsistensi laporan statistik secara positif selama beberapa kwartal terakhir. Sampai saat ini seperti kita ketahui bersama belum pernah terjadi.<br /><br />3. Ekonomi negara yang kuat didukung dengan ekonomi individu yang kuat. Ini berlaku umum. Di bulan Maret 2010 yang terjadi adalah rekor terbaru pernyataan personal bankrupt (Chapter 7) dimana terdapat lebih dari 158 ribu individu melakukan filing sebagai akibat pengangguran dan persoalan perumahan.<br /><br />Di dalam edisi LINKS sebelumnya terdapat berbagai argumen lain yang juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memprediksi perekonomian US ke depan. Secara pribadi, saya melihat akan adanya potensi volatilitas tinggi di Wall Street pada April 2010. Tidak akan menyebabkan market crash tetapi akan membuat koreksi yang cukup dalam terhadap berbagai indeks di Wall Street.<br /><br /><b>Bacaan Referensi</b>:<br /><a href="http://www.economist.com/specialreports/displaystory.cfm?story_id=15793128" target="_blank">Export or Die</a> - Economist.com<br /><a href="http://www.nytimes.com/2010/04/02/business/economy/02bankruptcy.html" target="_blank">Sharp Increase in March in Personal Bankruptcies</a> - NYTimes.com<br /><a href="http://www.calculatedriskblog.com/2010/04/housing-starts-and-unemployment-rate.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+CalculatedRisk+%28Calculated+Risk%29" target="_blank">Housing Starts and the Unemployment Rate</a> - Calculatedriskblog.com<br /><br /><b>Mengenai IHSG dalam 3 bulan mendatang</b>:<br />Rentang waktu terdekat:<br />Seperti dalam prediksi saya di minggu yang lalu (diposting pada thread "<a href="http://www.financeindonesia.org/showthread.php?51-IHSG-di-Awal-tahun-2010/page4&p=114" target="_blank">IHSG di Awal tahun 2010</a>" akan adanya kemungkinan IHSG akan menyentuh 2840 (tertinggi menyentuh 2834) maka saya melihat bahwa IHSG masih memiliki sedikit potensi untuk masuk ke level 2850 dalam waktu dekat. Namun demikian, volatilitas di pasar global dua minggu ke depan akan sangat mempengaruhi koreksi yang akan terjadi di IHSG. Saya cenderung melihat bahwa IHSG akan terkoreksi terlebih dahulu seiring pasar global saat penantian data release di US.<br /><br />Rentang waktu 3 bulan:<br />Untuk rentang waktu sampai dengan akhir Q2/10 maka IHSG akan bertahan pada wilayah di atas 2770 sampai dengan kemungkinan tertinggi ada di 2900. Lebih dari itu maka tak ayal lagi bahwa bubble baru telah terjadi di bursa kita dan perlu diwaspadai dengan cermat akan kemungkinan terjadinya bubble burst.<br /><br />Secara makro, perekonomian Indonesia akan stabil dengan pertumbuhan kuat. Rupiah akan terus mengalami penguatan. Inflasi rendah.<br /><br /><b>Bacaan Referensi</b>:<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=apiFvHJKymaM" target="_blank">Indonesia Inflation Slows, Central Bank May Hold Rate</a> - Bloomberg.com<br /><a href="http://www.cnbc.com/id/36130198/for/cnbc/" target="_blank">FACTBOX-Inflation pressures in Southeast Asia</a> - CNBC.com<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a.s8rYU_IOzE" target="_blank">Emerging Stocks Rise to 20-Month High on Outlook for Recovery</a> - Bloomberg.com<br /><br /><br />Semoga bermanfaat.Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-33128261106786927902010-04-05T03:06:00.000+09:002010-04-05T03:07:31.723+09:00LINKS - Kinerja Asia Terus Membaik - Kinerja US Masih Tanda Tanya BesarSelamat hari raya Nyepi buat rekan yang merayakan. Sungguh beruntung dapat memanfaatkan liburan Nyepi kali ini untuk kembali membuat artikel LINKS. Dari berbagai sumber data dan informasi yang saya telusuri tidak terdapat banyak hal menarik yang dapat diungkapkan. Sebagian besar berita regional Asia yang ada tetap menunjukkan indikasi pertumbuhan ekonomi yang kuat, adanya peningkatan kinerja di pasar keuangan dan semangat bullish yang terus berhembus di pasar saham.<br /><br />Berikut ada beberapa link yang patut dibaca kembali sebagai bahan referensi dan informasi di dalam menilai situasi ekonomi dan pasar keuangan di regional Asia khususnya di Indonesia.<br /><br />Bank Indonesia kembali menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2011 ke level yang lebih baik.<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aablo6P_eOP0" target="_blank">Indonesia Raises 2011 Economic Growth Forecast to 6%-6.5%</a> Bloomberg.com<br /><br />Setelah Fitch Ratings menaikkan peringkat hutang di Indonesia di January maka kini giliran S&P yang memberikan perbaikan rating bagi obligasi pemerintah Indonesia.<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a_xb71gqDmjU" target="_blank">Indonesia Debt Rating Raised by S&P; Outlook Positive (Update3)</a> Bloomberg.com<br /><br />Sejalan dengan perbaikan rating tersebut, penjualan obligasi di emerging market termasuk Indonesia telah mencapai titik tertinggi terbaru.<br /><a href="http://www.cnbc.com/id/35887261/Emerging_Market_Bond_Sales_Hit_Record_High" target="_blank">Emerging Market Bond Sales Hit Record High</a> Cnbc.com<br /><br />Terlepas dari berbagai berita positif yang ada di regional Asia maupun di Indonesia, ada baiknya agar kita lebih berhati-hati akan kemungkinan goncangan sementara yang datang dari pasar keuangan di US. Mengapa demikian?<br /><br />Menurut pengamatan saya, sampai dengan saat ini belum terdapat perbaikan kinerja ekonomi yang nyata dan kuat di US. Kinerja pasar saham US saat ini masih semu dan lebih merupakan dorongan faktor teknikal yang sewaktu waktu dapat berbalik arah secara drastis.<br /><br />Jamie Dimon yang merupakan nahkoda dari JP Morgan mengatakan bahwa kondisi California bahkan berada pada kondisi lebih buruk jika dibandingkan dengan Greece. <a href="http://www.telegraph.co.uk/finance/financetopics/financialcrisis/7326772/California-is-a-greater-risk-than-Greece-warns-JP-Morgan-chief.html" target="_blank">California is a greater risk than Greece, warns JP Morgan chief</a><br /><br />George Soros di CNN beberapa waktu yang lalu mengungkapkan ketidak puasan atas kinerja pemerintahan Obama. Ini dua petikan pembicaraan yang perlu dijadikan bahan pertimbangan untuk tetap waspada akan kemungkinan goncangan di pasar keuangan US.<br /><i>Zakaria: Are you satisfied with the job Barack Obama has done?<br />Soros: No, I'm not satisfied. But, you see, what really is the case that the problem is bigger than he is. He was -- he has not -- he hasn't been fully equal to dealing with the problem. And the solution that he found to the financial crisis, which was to effectively bail out the banks and allow them to earn their way out of the hole, was, <b>in my opinion, not the right solution.</b></i><br /><br /><i>Zakaria: so you think that there's some measure on financial reform that he needs to do that is not currently being -- being proposed?<br />Soros: Look, I think that the financial reform is not an urgent thing. <b>It's more important to do it right than to do it right away</b>, because right now, there's no danger of an -- another credit boom. It's quite the opposite.<br /><br /></i>Begitu pula dengan Peter Schiff yang masih terus melakukan kritikan tajam terhadap kinerja pemerintahan Obama dan memberikan prediksi bahwa pasar saham US akan mengalami goncangan kuat di tahun ini.<br /><br />So, tetap semangat dan tetap optimis dan berikan sedikit tempat untuk tetap waspada agar selalu siap dengan kemungkinan terjadinya berbagai goncangan di bursa tercinta kita.<br /><br />Salam.<br /><br />Published 16 March 2010Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-1441578303890653632010-04-05T03:05:00.000+09:002010-04-05T03:06:14.029+09:00LINKS - Indonesia Selangkah Menuju Jajaran Terbaik di AsiaDalam LINKS kali ini cerita dimulai dari update berita mengenai Indonesia. Mengapa demikian? Ini semata mata karena dari berbagai artikel yang saya kunjungi semua memberikan reportase yang positif. Setidaknya ini akan menguatkan para pelaku pasar modal dan pasar uang untuk lebih yakin dan jeli dalam memahami strategy yang diterapkan berbagai institusi keuangan asing di semester pertama 2010.<br /><br />Wall Street memang sudah sepantasnya mengalami goncangan kuat karena kebijakan dan kinerja perekonomian US yang tidak memberikan dasar yang kuat untuk terjadinya pertumbuhan dan stabilitas yang berakar kuat. Demikian pula dengan pasar keuangan di Eropa yang masih mengalami volatilitas tinggi akibat berbagai issue negatif. Struktur perekonomian Greece atau Yunani dapat dikatakan telah mengalami kerusakan yang fatal dimana kejadian di Iceland atau Islandia mungkin terulang disana. Ini menjadi batu ujian bagi sistem keuangan Uni Eropa dalam menangani persoalan yang terjadi di negara anggota.<br /><br />Artikel singkat mengenai statistik Q4 2009 patut dibaca mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang mencapai 5.4 persen. Disini juga dikatakan bahwa akselerasi inflasi pada akhirnya akan membawa Bank Indonesia untuk kembali meninjau tingkat suku bunga yang ada. <a href="http://www.cnbc.com/id/35325133/" target="_blank">UPDATE 1-Indonesia's Q4 growth accelerates to 5.4 pct</a> - cnbc.com<br /><br />Di 2010 perekonomian Indonesia akan tumbuh cepat. Sehingga kita patut bertanya: Seberapa besar tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q1 dan Q2 2010? Jika mampu mengalahkan pertumbuhan Q4 2009 maka apa yang akan terjadi dengan tingkat inflasi dan tingkat suku bunga di Indonesia? Apakah mungkin bertahan pada tingkat yang sama dengan saat ini? Jika iya, apa dampak negatif dari kebijakan tersebut? Penurunan nilai uang? <a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aNra4FfPi.j0" target="_blank">Indonesia’s Economy Expands at Fastest Pace in a Year </a>- Bloomberg.com<br /><br />Mungkin berita ini dapat menjadi bagian dari rangkaian jawaban kita. Pernyataan Rupiah stabil adalah benar. Namun demikian, perlu dilihat lebih jauh faktor yang menyangga kestabilan Rupiah saat ini. Kenapa Rupiah tidak dibiarkan menguat terlebih dahulu secara alami?<br /><a href="http://www.cnbc.com/id/35361484/" target="_blank">UPDATE 1-Indonesia cbank dep govs see rupiah stabilising</a> - cnbc.com<br /><br />Prediksi inflasi yang diawal berkisar 4-6 persen kini telah dinyatakan dalam angka yang lebih akurat yaitu 5.5-5.7 persen. Saya pribadi melihat bahwa angka 5.7 persen sekalipun masih terhitung kurang ukur. Dengan potensi dari dana yang akan terus masuk ke Indonesia begitu tinggi maka di akhir 2010 besar kemungkinan inflasi berada di area 6-7.5 persen. <a href="http://www.cnbc.com/id/35343082/" target="_blank">Indonesia fin min sees 2010 inflation at 5.5-5.7 pct</a> - cnbc.com<br /><br />Darimana datangnya aliran uang masuk tersebut? Salah satunya adalah investasi di pasar obligasi, kemudian investasi yang masuk melalui private equity dan hedge fund.<br /><br />Penjualan obligasi di Asia terus meningkat dan mencapai angka yang fantastis untuk masa waktu dimana terjadi krisis regional di beberapa belahan dunia. Dalam artikel tersebut China, Indonesia dan Philippine merupakan peminjam terbesar. <a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aSZgp3wAybtI" target="_blank">Asian High-Yield Bond Sales to Top $10 Billion, Citigroup Says</a> -<br /><br />Pernyataan Goldman mengenai penguatan Rupiah dan rekomendasi mereka untuk membeli Indian Rupee, Indonesian Rupiah dan Malaysian Ringgit dalam satu paket terhadap Japanese Yen didasari atas potensi pertumbuhan di ketiga negara tersebut. <a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aM.YoBgFY8Uw" target="_blank">Goldman Sachs Says Buy Rupee, Rupiah, Ringgit Basket Versus Yen</a> - Bloomberg.com<br /><br />Societe Generale mengatakan bahwa mereka akan membentuk fund yang dinamakan "Amundi Chindonesia" yang fokus terhadap investasi saham di ketiga negara tersebut.<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aLRM1D6vz048" target="_blank">China, India and Indonesia Fund to Start in March, SocGen Says</a> - Bloomberg.com<br /><br />Akhirnya arus masuk private equity dan hedge fund ke Indonesia akan semakin deras di 2010. Setelah MPPA, siapa yang berikutnya?<br /><a href="http://www.reuters.com/article/idUSTRE61A2VL20100211" target="_blank">Buyout funds see Indonesia as next Asia stop for deals</a> - Reuters.com<a href="http://www.reuters.com/article/idUSTRE61A2VL20100211" target="_blank"><br /></a><br />Dalam forum <a href="http://www.financeindonesia.org/forumdisplay.php?26-Capital-Institutions-Economic-Forum" target="_blank">Capital Institutions & Economic Forum</a> di FinanceIndonesia.org telah disediakan forum diskusi yang menyangkut M&A, Hedge Fund, Private Equity dan tentunya Investment Bank. Ini ditujukan untuk menjadi wadah diskusi berbagai dinamika investasi nan dahsyat yang akan terjadi di Indonesia dan negara tetangga di 2010 serta di tahun tahun mendatang. Mari bersama kita berdiskusi dan bertukar pikiran dan pengalaman. Sudah saatnya bagi kita anak bangsa Indonesia untuk mendominasi pasar keuangan dan investasi regional Asia. Bersama kita menjadi yang terbaik di Asia!<br /><br />Salam.<br /><br />Published 14 Feb 2010Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-69646169593434285362010-04-05T03:04:00.001+09:002010-04-05T03:04:54.030+09:00LINKS - Ekonomi, Keuangan dan Investasi Asia Berkibar di 2010Satu minggu kemarin pasar saham global kembali memberikan tanda-tanda akan adanya potensi koreksi secara signifikan di beberapa bursa saham utama. Di Wall Street, indeks Dow dibuka di Senin 25 January 2010 pada level 10239 dan ditutup di hari Jumat pada level 10067. Hampir semua bursa di dunia mengalami hal yang sama. Beberapa jurnal dan blog keuangan senior ekonom dan analis keuangan kembali memperingatkan tentang potensi terjadinya krisis mata uang, krisis perbankan dan kejatuhan ekonomi Yunani. Ini wajar terjadi karena kebanyakan dari mereka bermukim di US maupun di Eropa. Apakah kekhawatiran yang sama muncul di Asia? LINKS kali ini akan memberikan beberapa potongan cerita yang dirangkai untuk (kembali lagi) melihat situasi ekonomi dan keuangan Asia yang terkini.<br /><br />Rencana Obama untuk membatasi agresifitas private equity dan hedge funds telah memberikan dampak yang besar terhadap strategic plan dari berbagai global investment bank. Dilihat dari perspektif investasi di Asia maka kebijakan Obama ini semakin menguntungkan pasar keuangan Asia dan sekaligus menyuburkan dunia investasi di Asia.<br /><a href="http://www.reuters.com/article/idUSTRE60L17720100122?loomia_ow=t0:s0:a49:g43:r1:c1.000000:b30135970:z0" target="_blank">Banks may shed private equity assets in Obama plan</a> - Reuters.com<br /><br />Minggu kemarin, IMF juga mengeluarkan laporan yang memberikan pujian terhadap kinerja ekonomi di Asia khususnya China, India dan Indonesia (dan Brazil di Amerika Selatan). Sedikit berbeda dengan laporan World Bank, IMF menyatakan bahwa tidak melihat adanya risiko serius dari asset bubbles di Asia. Sebuah laporan yang realistis dan tidak tendensius.<br /><a href="http://online.wsj.com/article/SB10001424052748703906204575027053456467446.html" target="_blank">IMF Sees 3.9% Global Growth</a> - The Wall Street Journal/online.wsj.com<br /><br />Laporan mengenai pertumbuhan The MSCI Emerging Markets Index juga menandakan adanya perbedaan kecepatan putaran ekonomi antara negara maju di Eropa dan US dibanding negara berkembang.<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=ahmvJHUFEebQ" target="_blank">Emerging-Market Stocks Snap Longest Losing Streak in Year</a> - Bloomberg.com<br /><br />Beberapa keputusan strategis dari berbagai investment bank, private equity dan hedge funds juga memperlihatkan adanya trend alokasi investasi menuju negara di kawasan Asia Tenggara.<br /><br />ING Group NV telah melepas unit Asian private banking kepada OCBC Singapore. <a href="http://www.reuters.com/article/idUSTRE60S67P20100129" target="_blank">ING, OCBC complete Asian private banking deal</a> - Reuters.com<br />Alpinvest, sebuah private equity besar telah menyatakan strateginya untuk masuk ke kawasan Asia. <a href="http://www.reuters.com/article/idUSTRE60S4GO20100129" target="_blank">Buyout firms heading east- Alpinvest</a> - Reuters.com<br /><br />Sehingga untuk menjawab pertanyaan di paragraf pertama: Apakah kekhawatiran yang sama muncul di Asia? Jawabannya adalah tidak. Secara umum kondisi ekonomi, keuangan dan investasi di Asia berjalan dengan baik dan memiliki prospek yang cerah di 2010.<br /><br />Di Indonesia, indikasi bahwa akan terjadinya penguatan di aliran investasi juga terlihat dari laporan Fitch Ratings yang menaikkan posisi rating obligasi pemerintah Indonesia dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat. <a href="http://online.wsj.com/article/SB10001424052748703808904575024383211391708.html?mod=googlenews_wsj" target="_blank">Fitch Raises Indonesia Rating as Economy Improves </a>- The Wall Street Journal/online.wsj.com<br /><br />Dalam sebuah note yang dikeluarkan oleh Templeton Asset Management Ltd. dikatakan bahwa Indonesia telah siap untuk dijadikan bagian dari negara BRIC (Brazil, Russia, India dan China) sebagai negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi terkuat di dunia. Pernyataan ini akan semakin menguatkan pendapat pelaku pasar keuangan dan investasi akan perlunya untuk segera meningkatkan alokasi dan transaksi investasi di Indonesia. Mungkin saja dalam beberapa bulan kemudian istilah BRIC akan berganti dengan BRICI yang telah memasukkan Indonesia sebagai bagian dari prospek dunia. <a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a00wHutwcnho" target="_blank">Indonesia in Place Among BRIC Nations, Templeton Says</a> - Bloomberg.com<br /><br />Jika demikian adanya situasi ekonomi, keuangan dan investasi di Asia maka patutkah kita terlalu khawatir akan gejolak dan dinamika di pasar saham regional Asia khususnya di Indonesia? Mungkin ada baiknya untuk merubah strategi investasi saham dengan memperpanjang rentang waktu investasi dan menghindari transaksi daytrading dalam volume besar di awal semester I 2010.<br /><br />Sebagai penutup, mari kita lihat 5 (lima) saham grup Bakrie saat ini, konsensus rekomendasi apakah yang terlihat di Reuters.com. 3 Hold, 1 Outperform dan 1 Buy. Menarik sekali!<br /><br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=ENRG.JK" target="_blank">Analysts: PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG.JK)</a><br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=BUMI.JK" target="_blank">Analysts: PT Bumi Resources Tbk (BUMI.JK)</a><br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=UNSP.JK" target="_blank">Analysts: PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP.JK)</a><br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=ELTY.JK" target="_blank">Analysts: PT Bakrieland Development Tbk (ELTY.JK)</a><br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=BNBR.JK" target="_blank">Analysts: PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR.JK)</a><br /><br />Published 31 Jan 2010Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-2599873426529717772010-04-05T03:03:00.001+09:002010-04-05T03:03:49.318+09:00LINKS with analysis: Regional Financial UpdatesSebenarnya dari hari Jumat lalu ada keinginan untuk segera mempublikasikan LINKS yang terkait dengan memburuknya kinerja Wall Street selama seminggu kemarin. Namun niat itu saya urungkan terlebih dahulu karena ternyata ada topik yang lebih menarik lagi. Topik tersebut adalah mengenai sektor perbankan yang kembali lagi mencuat seiring dengan berbagai kejadian yang melibatkan kebijakan dan kinerja perbankan di tingkat global, regional maupun di nasional. Keinginan Obama untuk segera memperbaiki perekonomian US terhambat oleh reaksi negatif pelaku pasar yang tidak sepenuhnya sependapat dengan kebijakan Obama di sektor perbankan. Ini wajar terjadi akan terus menggerus kepercayaan pasar di US - pada prinsipnya mereka akan kembali ke logika dasar yaitu "tidak akan ada obat terbaik untuk mengurangi beban hutang selain dengan melunasi hutang tersebut".<br /><br />Sehingga dalam situasi hutang signifikan membelit perekonomian US maka pilihan melunasi hutang secepat mungkin adalah mustahil. Pilihan terpopuler dan termudah adalah kembali mencetak uang dan tetap melonggarkan kebijakan keuangan yang sudah ada. Menunda masalah ke masa yang akan datang sampai saatnya tiba saat masalah tidak lagi dapat diselesaikan dengan menunda.<br /><br />World Bank mengeluarkan sebuah laporan yang memberikan sinyal bahwa ekonomi di Asia berpotensi mengalami bubble akibat kenaikan ekonomi yang "overheating" tumbuh jauh melebihi daerah regional lainnya. Secara pribadi, saya meragukan akurasi analisis laporan tersebut karena dasar pengambilan analisis agak dangkal. Laporan World Bank selalu kuat dipaparan teori dan akurasi data statistik tapi sering kali lemah dalam memahami kapasitas pemikiran strategis yang berada di masing-masing perekonomian Asia dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya masalah. Mungkin itu sebabnya seringkali laporan terkesan agak berlebihan.<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=acKvPsnThOEU" target="_blank">World Bank Says Asia Faces Asset Bubbles, Overheating Risks </a>- Bloomberg.com<br /><br />Bank of China akan mengeluarkan obligasi sebesar USD 5.8 billion untuk mengobati kinerja modal di sektor perbankan seiring kebijakan pengetatan uang. Ini terjadi akibat kebijakan lending yang longgar di tahun 2009. Apakah benar lending yang dilakukan di 2009 terkonsentrasi di domestik? Atau justru mengalir kembali melalui saluran pipa kredit dan investasi berbagai perusahaan China keluar menuju negara tetangga, bahkan ke Indonesia? Bila dilihat indeks saham di Shanghai 2009 maka hasil yang dicapai tidak terlalu fantastis. Lalu, benarkan risiko asset bubbles di China sudah terlalu tinggi? Atau semua ini sudah dalam perhitungan para pengambil kebijakan ekonomi di China?<br /> <!--article body --> <!--breaking news --> <!-- article header, including ads --><a href="http://finance.yahoo.com/news/Bank-of-China-to-sell-up-to-apf-2565100526.html?x=0&sec=topStories&pos=main&asset=&ccode=" target="_blank">Bank of China to sell up to $5.8 billion in bonds. Bank of China to sell up to $5.8 billion in bonds to replenish capital</a> - Associated Press/Yahoo.com<br /><br />Pasar obligasi dan pasar uang di Asia mengalami pelemahan di minggu kemarin yang terjadi sebagai reaksi atas kebijakan Obama, kebijakan keuangan China dan kekhawatiran terjadinya asset bubbles di kalangan pelaku pasar. Antisipasi jangka pendek, tidak ada kepanikan di pasar.<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aosBMDabr5QQ" target="_blank">Emerging-Market Bonds Drop on Supply, China Lending Limits</a> - Bloomberg.com<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=ax8pRaKkI0rE" target="_blank">Asian Currencies Post Weekly Drop on China Curbs, Obama Plan</a> - Bloomberg.com<br /><br />Bagaimana dengan Indonesia? Bank Indonesia optimis bahwa tingkat inflasi akan dapat dipertahankan pada target yang ada. <a href="http://www.financeindonesia.org/entry.php?35-LINKS-First-Hello-Links" target="_blank">Lihat LINKS edisi satu untuk sumber berita</a>. Demikian pula untuk tingkat suku bunga akan dipertahankan pada 6.5 persen. <a href="http://www.financeindonesia.org/entry.php?39-LINKS-Bursa-Regional-Menguat-Saham-Pertambangan-Kembali-Bersinar" target="_blank">Lihat LINKS edisi kedua untuk sumber berita</a>. Ini merupakan indikasi bahwa Bank Indonesia tidak melihat adanya risiko asset bubble tinggi di tahun 2010. Jika demikian maka pertanyaan saya adalah: mampukah IHSG menyentuh 3000? Tanpa adanya pertumbuhan yang didominasi asset bubble maka peluang IHSG ke 3000 sangat kecil. Sebaliknya jika kita berharap bahwa IHSG akan menyentuh 3000, bersiaplah untuk melihat kenaikan suku bunga di akhir semester kedua 2010.<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aViSfysdDsQw" target="_blank">Bank Indonesia ‘Confident’ Will Meet Inflation Target (Update1)</a> - Bloomberg.com<br /><br />Bila China dan Indonesia mampu dan yakin mengatasi dan mengantisipasi gejolak ekonomi dan keuangan yang ada (dan demikian pula di negara tetangga lainnya), apakah laporan World Bank yang menekankan risiko asset bubble di Asia tinggi sebagai pesan utama dapat dikatakan akurat? Semoga World Bank tidak menjadi menara gading yang membuat laporan analisis yang kemudian usang dalam waktu singkat.<br /><br />Terakhir, sebagai pemanis LINKS kali ini sengaja saya tampilkan tiga emiten besar di sektor perbankan BBCA, BBRI dan BMRI. Data di Reuters untuk BBNI tidak update dan ini menandakan bahwa BBNI belum dapat diperhitungkan setara dengan ketiga emiten tersebut. Data BBTN belum ada karena merupakan emiten baru. Coba perhatikan rekomendasi yang masih didominasi oleh BUY dan HOLD.<br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=BBCA.JK" target="_blank">Analysts: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA.JK)</a><br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=BBRI.JK" target="_blank">Analysts: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI.JK)</a><br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=BMRI.JK" target="_blank">Analysts: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI.JK)</a><br /><br /><br />Selamat menikmati.<br /><br />Published 24 Jan 2010Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-30615920022937700712010-04-05T03:01:00.000+09:002010-04-05T03:02:05.976+09:00LINKS - Dari Regulasi Pertambangan, Obligasi Sampai Private BankingBerita dari Bloomberg dan Reuters masih menjadi referensi terbaik untuk mempersiapkan LINKS kali ini. Beberapa media besar lainnya belum banyak menyinggung sektor keuangan dan investasi di Indonesia. Yang menarik adalah berita seputar regulasi di pertambangan yang terus menjadi perhatian berbagai media asing. Selain regulasi di pertambangan, kegiatan private banking dan investment banking di Indonesia juga menarik untuk disimak.<br /><br />Bursa di Asia kembali ditutup menguat.<br /><a href="http://www.reuters.com/article/idUSSGE60D0BG20100114" target="_blank">SE Asia Stocks-Indonesia at 22-month high, Thai 3-month peak</a> - Reuters.com<br /><br />Pasar obligasi Indonesia menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih baik disbanding Philippines<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aNfEleEpmhWM" target="_blank">Indonesia Pays More Than Philippines in Bond Sale</a> - Bloomberg.com<br /><br />Regulasi di sektor pertambangan menjadi perhatian banyak pihak di luar negeri. Berita ini diterbitkan oleh Reuters India.<br /><a href="http://in.reuters.com/article/oilRpt/idINJAK42960320100113" target="_blank">Indonesia issues coal, metal decree - document</a> - Reuters.com<br />Issue yang sama kembali diangkat oleh Reuters UK<br /><a href="http://uk.reuters.com/article/idUKJAK27183120100115?sp=true" target="_blank">FACTBOX-Indonesia imposes coal, minerals domestic sales rule</a> - Reuters.com<br /><br />Private Banking Membidik Orang Kaya di Indonesia<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aZDrfo4aQOa8" target="_blank">Credit Suisse Targets Indonesia Rich as Yudhoyono Beats Karaoke</a> - Bloomberg.com<br /><br />Professional Lokal Semakin Tangguh dan Kompetitif di Sektor Investment Bank<br /><a href="http://www.reuters.com/article/idUSSGE60E04N20100115" target="_blank">Morgan Stanley hires head of Indonesian i-banking</a><br /><br />Analisa saham ELTY dengan rekomendasi Buy. Property kembali menarik di 2010?<br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=ELTY.JK" target="_blank">PT Bakrieland Development Tbk (ELTY.JK)</a><br /><br /><br />Socrates Rudy Sirait, PhD<br /><br />Published 17 Jan 2010Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-79535982145114735022010-04-05T02:56:00.002+09:002010-04-05T03:00:34.442+09:00Prospek Pemulihan Ekonomi US di 2010 Masih Tanda TanyaDari beberapa data yang dirilis dalam satu bulan terakhir di berbagai media, saya mendapatkan dua buah gambar mengenai situasi ketenaga kerjaan di US. Gambar pertama adalah perbandingan tingkat pengangguran di US antara penggunaan Recovery Plan dan tanpa adanya Recovery Plan. Gambar kedua adalah perbandingan tingkat kehilangan pekerjaan antara resesi saat ini dengan resesi yang terjadi sejak perang dunia kedua.<br /><br /><br /><a href="http://www.financeindonesia.org/attachment.php?attachmentid=100&d=1263317264" id="attachment100" rel="Lightbox_53"><img style="width: 392px; height: 248px;" title="Click image for larger version Name: stimulus-vs-unemployment-december-dots.jpg Views: 2025 Size: 85.3 KB ID: 100" src="http://www.financeindonesia.org/attachment.php?attachmentid=100&d=1263313976" alt="Click image for larger version Name: stimulus-vs-unemployment-december-dots.jpg Views: 2025 Size: 85.3 KB ID: 100" class="align_center size_medium" border="0" /></a><br />Dari gambar pertama terlihat bahwa tingkat pengangguran per Desember 2009 (yang sebenarnya berdasarkan tambahan beberapa variable lain) adalah sekitar 10%. Bila diperhatikan maka kurva tersebut masih dalam posisi naik atau belum terlihat adanya trend menurun.<br /><br /><a href="http://www.financeindonesia.org/attachment.php?attachmentid=101&d=1263317309" id="attachment101" rel="Lightbox_53"><img style="width: 392px; height: 254px;" title="Click image for larger version Name: Percent Job Losses.jpg Views: 641 Size: 84.8 KB ID: 101" src="http://www.financeindonesia.org/attachment.php?attachmentid=101&d=1263314120" alt="Click image for larger version Name: Percent Job Losses.jpg Views: 641 Size: 84.8 KB ID: 101" class="align_center size_medium" border="0" /></a><br /><br />Pada gambar kedua, diperlihatkan posisi kehilangan pekerjaan pada resesi yang berlangsung saat ini di US (garis merah) dengan beberapa resesi sebelumnya. Pada garis merah tersebut juga terlihat masih dalam posisi trend menurun dengan tingkat penurunan di atas 5 persen. Terburuk di antara resesi lainnya dan bahkan lebih buruk dari resesi tahun 1948. Kurva warna merah juga memiliki lengkungan yang jauh lebih lebar dibandingkan dengan kurva warna lainnya.<br /><br />Patut menjadi pertanyaan kita semua adalah<br /><br /> 1. Apakah pertumbuhan indeks pasar saham di US dapat dijadikan patokan utama mengenai pemulihan ekonomi di US pada 2010 dan tahun mendatang?<br /> 2. Apakah mungkin pemulihan ekonomi yang pesat terjadi di saat yang sama dengan tingginya tingkat pengangguran?<br /> 3. Apakah trend membaik pada data tenaga kerja di US dapat terjadi secara drastic di tahun 2010?<br /> 4. Bila data ketenaga kerjaan di US masih buruk, maka hal yang sama seharusnya terjadi di sektor industri. Dengan demikian, apakah mungkin industri di US tumbuh pesat tanpa adanya permintaan tenaga kerja yang tinggi?<br /> 5. Apakah benar efek stimulus dan recovery plan di US memang lebih terfokus kepada penciptaan cita di pasar saham untuk mempertahankan tingkat kepercayaan pasar global?<br /><br /><br />Saya beranggapan bahwa pemulihan ekonomi US di 2010 masih merupakan tanda tanya besar. Sehingga pertumbuhan indeks saham di US akan tersendat untuk kemudian kembali menurun. Ini dengan asumsi bahwa tidak terjadi perbaikan data ketenaga kerjaan secara signifikan di semester pertama 2010.<br /><br />Kemungkinan kedua adalah indeks bursa US di 2010 terus bergerak naik namun bobot indeks tersebut berbanding indeks emas akan tetap melemah. Walaupun saya sedikit ragu dengan kemampuan harga emas untuk terus naik di 2010 melampaui harga tertinggi di 2009 namun melihat potensi kenaikan harga komoditas yang sangat kuat di akhir 2009 maka potensi tersebut masih dapat dikatakan tinggi. Namun demikian yang menarik adalah peluang terjadinya decoupling di ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi di Asia akan terus berlanjut dimana pada saat yang sama ekonomi US mengalami resesi dalam waktu yang relative panjang.<br /><br />Socrates Rudy Sirait, PhD<br /><br />Prospek Pemulihan Ekonomi US di 2010 Masih Tanda Tanya<br /><br />Published 13 Jan 2010Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-46428268475167011042010-04-05T02:52:00.004+09:002010-04-05T02:56:04.715+09:00LINKS - Bursa Regional Menguat - Saham Pertambangan Kembali Bersinar<span class="blog_date"> Published 10 Jan 2010</span><br /><br />LINKS edisi kali ini menampilkan beberapa berita terkait perkembangan indeks bursa dan rekomendasi saham pilihan di Indonesia.<br /><br />Hampir seluruh bursa di Asia ditutup menguat pada perdagangan Jumat 8 January. IHSG hampir mendekati posisi tertinggi di dalam 2 tahun terakhir.<br /><a href="http://www.reuters.com/article/idUSSGE60701A20100108" target="_blank"><b>SE Asia Stocks-Mostly higher, buoyed by global recovery hopes</b></a> - Reuters.com<br /><br />Di awal 2010, Bank Indonesia tetap mempertahankan tingkat suku bunga sebesar 6.5% seiring rendahnya tingkat inflasi di Asia.<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aewhm8iQoVqg" target="_blank"><b>Indonesia Keeps Key Rate Unchanged for Fifth Month</b></a> - Bloomberg.com<br /><br />Sektor pertambangan tetap menjadi pilihan utama para investor. Beberapa saham dari sektor property menjadi pilihan analis dari analis saham.<br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a7rlj6Fv88T0" target="_blank"><b>Buy Indonesia’s Bumi, Alam Sutera, Danareksa Says</b></a> - Bloomberg.com<br /><br />Saham PT Aneka Tambang Tbk. merupakan salah satu saham pilihan yang diprediksi akan terus menguat. Rekomendasi berdasarkan konsensus yang ada mengisyaratkan HOLD pada kisaran harga saat ini.<br /><a href="http://www.reuters.com/finance/stocks/analyst?symbol=ANTM.JK" target="_blank"><b>Analysts: PT Aneka Tambang Tbk (ANTM.JK)</b></a> - Reuters.comSocrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-43965153187925770322010-04-05T02:45:00.004+09:002010-04-05T02:51:55.109+09:00LINKS - First Hello Links<a id="yui-gen3" class="username offline popupctrl" href="http://www.financeindonesia.org/member.php?95-Socrates-Rudy-Sirait" title="Socrates Rudy Sirait is offline"><strong></strong></a><span class="blog_date"> Published 5 Jan 2010</span><br /><br />Ini merupakan edisi pertama dari LINKS - sebuah artikel singkat yang memuat beberapa link berita ekonomi, keuangan dan investasi terkait dengan Indonesia. Berbagai link tersebut diambil hanya dari kredible online media, blog dan sumber lain yang berasal dari luar Indonesia.<br /><br />Tujuan dari LINKS adalah untuk memudahkan para pembaca dan member dari FinanceIndonesia.org untuk mendapatkan informasi aktual dan akurat yang diharapkan dapat bermanfaat. LINKS akan hadir minimal satu kali dalam seminggu dengan berbagai fokus pada tema tertentu.<br /><br />Tema LINKS kali ini adalah First Hello Links: perkenalan dengan berbagai links berita hangat di awal 2010. Selamat menikmati<br /><br />Inflasi di Indonesia terendah dalam 9 tahun terakhir. Mengapa dapat terjadi demikian? Apakah efek dari global imbalances dan rendahnya suku bunga global memiliki peran besar dalam membentuk tingkat inflasi yang rendah di Indonesia?<a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aqyzr83iuf6Q" target="_blank"><span style="color:RoyalBlue;"> </span></a><br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aqyzr83iuf6Q" target="_blank"><span style="color:RoyalBlue;">Indonesia’s Inflation Rate Holds Near Nine-Year Low</span></a> - Bloomberg.com<br /><br />Target pertumbuhan ekonomi 6.6% dapatkah tercapai?<a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=axxbFZQLBpUg" target="_blank"><span style="color:RoyalBlue;"> </span></a><br /><a href="http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=axxbFZQLBpUg" target="_blank"><span style="color:RoyalBlue;">Yudhoyono Seeks 6.6% Indonesian Growth Over 5 Years</span></a> - Bloomberg.com<br /><br />Ekonomi Singapura memperlihatkan adanya kontraksi di akhir 2009. Bagaimana dengan pengaruhnya ke Indonesia?<br /><a href="http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/8438976.stm" target="_blank"><span style="color:RoyalBlue;">Singapore economy sees contraction</span></a> - BBC.co.uk<br /><br />Rencana perubahan skema cost recovery di oil & gas - apakah ini untuk meningkatkan daya tarik investasi oil & gas ke Indonesia?<br /><a href="http://www.reuters.com/article/idUSSGE6040CF20100105" target="_blank"><span style="color:RoyalBlue;">Indonesia aims to drop oil/gas cost recovery limits</span></a> - Reuters.com<br /><br />Potensi pertumbuhan manufaktur yang kuat di Asia? Apakah kekuatan ekonomi Asia akan menjadi driver stabilitas ekonomi dunia di 2010?<br /><a href="http://globaleconomydoesmatter.blogspot.com/2010/01/global-output-continues-its-rise-as.html" target="_blank"><span style="color:Blue;">Global Output Continues Its Rise As Asian Manufacturing Surges Ahead</span></a> - Global Economy Matters<br /><br />Enjoy!<br />Socrates Rudy Sirait, PhD - pengelola LINKS FinanceIndonesia.org <div id="entry_text_35"> </div>Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-75564822535257730832009-10-04T18:57:00.007+09:002009-10-04T19:08:55.584+09:00The Nightmare of Sang Raksasa - HyperinflationBulan February 2009 yang lalu di dalam satu tulisan yang berjudul <a href="http://unpublisheddream.blogspot.com/2009/02/worst-than-nothing-atau-better-than.html">Worst Than Nothing atau Better Than Nothing?</a> - saya sedikit mengulas mengenai esensi krisis keuangan yang bersumber dari keserakahan, kebejatan moral dan kebohongan terstruktur.<br /> <br />Tulisan kali inipun tidak jauh dari krisis keuangan di US dan tidak jauh pula dari keinginan saya menyatakan kembali bahwa ketiga hal tersebutlah yang telah dan akan terus membawa ekonomi US menyentuh titik terburuk dalam satu dekade mendatang bila pemerintah US dan sebagian besar ekonom US tidak melakukan koreksi kebijakan dan titik pandang pemulihan krisis secara segera. Titik terburuk tersebut adalah malapetaka hyperinflation.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Hyperinflation? </span>Satu hipotesa yang saat ini masih dianggap kecil kemungkinan (atau bahkan tidak mungkin) terjadi oleh sebagian besar ekonom. Saya sendiri termasuk satu dari kelompok yang beranggapan bahwwa potensi terjadinya hyperinflation di US adalah relatif tinggi. Tentu saja ini dengan berbagai asumsi yang mengikuti.<br /><br />Memang sungguh tidak mudah membayangkan terjadinya hyperinflation di US – membayangkan sebuah negara adidaya dalam satu dekade ke depan dapat terjerembab dan tersungkur dimana nilai mata uangnya merosot drastis, terjadi pengangguran dimana mana, kemiskinan menyebar, negara terperangkap dalam hutang dengan jumlah yang sangat besar, dan sering kali diikuti oleh krisis politik serta krisis social. Mungkin lebih sulit dibanding pada saat 2007 kita membayangkan indeks Dow terkoreksi 50 persen dimana di Maret 2009 ternyata menjadi kenyataan. <br /><br />Mungkin mendengar argumentasi hyperinflation di US saja, sebagian pihak yang kontra hyperinflation akan segera menyanggah dengan menunjuk bahwa saat ini di pasar saham US telah terjadi bullish market dimana kenaikan indeks Dow dan S&P di 2009 dianggap sebagai tonggak terjadinya pemulihan ekonomi di US. Silahkan saja. Saya pribadi melihat kenaikan itu sebagai bentuk classic bounce in a long-term bear market. Sehingga tidak lama lagi akan indeks mereka akan kembali mengalami penurunan. <br /><br />Lalu indikasi kuat yang manakah yang memperlihatkan kemungkinan terjadinya hyperinflation?. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Point Pertama</span> dan terpenting adalah kebijakan pemerintahan Obama yang konsisten melakukan defisit spending bahkan lebih agresif dari pemerintahan Bush. Defisit spending terjadi akibat besarnya kebutuhan dana untuk membiayai program stimulus dan pemulihan ekonomi US.<br /><br />Akibat program stimulus dan pemulihan ekonomi tersebut maka public debt di US per awal semester II 2009 telah mencapai sekitar USD 11.6 trillion. Suatu angka yang luar biasa besar dan perlu diketahui bahwa akumulasi terbesar mulai terjadi sejak tahun 2008 dan masih akan terus berlangsung di tahun mendatang. Di tahun 2008, total biaya bunga atas keseluruhan hutang US adalah USD 452 billion. Angka yang luar biasa besar, tidak terbayang apabila dihitung dalam Rupiah. <br /><br />Ironisnya, hampir seluruh program stimulus dan pemulihan ekonomi ini dirancang untuk mendapatkan efek pemulihan yang cepat. Caranya adalah dengan meningkatkan konsumsi masyarakat. Boleh dikatakan hanya sedikit program yang dirancang untuk menciptakan kesempatan kerja dalam jangka panjang. <br /><br />Di dalam suatu perekonomian yang mengalami krisis berkepanjangan maka peningkatan konsumsi tidak memiliki efek multiplier yang kuat terhadap pemulihan ekonomi. Permintaan pasar yang tercipta hanyalah bersifat sementara dan tidak didukung oleh adanya peningkatan pendapatan dari konsumen dalam jangka panjang.<br /> <br />Dalam situasi yang sama, sebagian stimulus diberikan tidak secara gratis melainkan melalui suatu insentif yang dapat digunakan saat membeli produk tertentu seperti program Cash for Clunkers. Akibatnya insentif tersebut dapat menyebabkan sebagian masyarakat terjebak dalam hutang baru tanpa memiliki daya bayar tambahan.<br /><br />Di sisi lain, program stimulus dan pemulihan ekonomi ini hampir seluruhnya didanai melalui kombinasi antara cetakan uang baru dan pinjaman dari berbagai negara kreditur dimana yang terbesar adalah diberikan oleh China.<br /><br />Menurut data yang dikeluarkan oleh CIA, per 2008 posisi public debt dari US adalah ranking ke 24 sedangkan Indonesia berada di ranking 77. Di 2008 posisi public debt hanyalah 61 persen dari GDP. Jadi bila menggunakan data yang sama maka public debt US di 2009 telah berada di 10 besar negara dengan ratio public debt terhadap GDP tertinggi. Siapa saja di 10 negara tersebut? Zimbabwe, Japan, Lebanon, Jamaica, Italy, Singapore, Greece, Sudan, Belgium dan Egypt. Hanya beberapa dari negara ini yang saat ini perekonomiannya relatif stabil sisanya dalam keadaan krisis bahkan beberapa dalam keadaan krisis akut. Perlu diketahui bahwa semakin besar hutang suatu negara maka semakin besar pula kemungkinan mata uang negara tersebut mengalami kemerosotan nilai atau devaluasi.<br /><br />Ada beberapa pertanyaan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bersama. Bagaimana cara pemerintahan melakukan pemotongan pengeluaran bila mereka masih akan terus melakukan program stimulus dan pemulihan ekonomi? Darimana akan diperoleh pendanaannya? Bagaimana jika negara kreditur berhenti untuk menyediakan pinjaman? Bagaimana cara pemerintah US membayar hutang serta bunga di waktu mendatang? Apa yang akan terjadi bila efek dari stimulus telah memudar yang berarti konsumsi kembali menurun? Apakah dengan mencetak uang kembali adalah jawaban yang tepat? <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Point Kedua </span>adalah pergerakan terjadinya inflasi di US mulai terlihat dengan terjadinya penurunan nilai USD baik terhadap mata uang kuat lainnya maupun terhadap emas. Ini sebenarnya wajar terjadi karena semakin besar hutang yang diciptakan maka secara alamiah nilai matauang akan semakin merosot. Menjadi tidak wajar karena nilai devaluasi semakin membesar dalam hitungan waktu yang semakin singkat. Sehingga ini mengarah kepada potensi terjadinya currency crisis di US dalam beberapa tahun mendatang.<br /> <br />Di sisi lain, merosotnya nilai USD akan menciptakan efek kenaikan harga pada seluruh barang import. Ini pada akhirnya akan menciptakan inflasi yang sesungguhnya di sektor riil melalui kenaikan harga barang dasar. Bila nantinya ditangani dengan memberikan bantuan likuiditas kepada masyarakat maka bantuan tersebut akan kembali menciptakan efek penurunan nilai yang berikut. Sebaliknya bila dilakukan pencegahan kenaikan harga melalui pematokan harga maka akan terjadi kelangkaan barang yang berpotensi membawa harga barang semakin mahal. <br /><br />Dengan posisi USD relatif terhadap harga emas (dan komoditas lainnya) yang semakin menurun maka akan terjadi kecenderungan pelaku investasi akan beralih dari pasar saham dan matau uang kepada pasar komoditas. Ini akan menyebabkan harga emas semakin mahal (sekaligus mendorong naiknya harga silver, nickel, coal, copper dan komoditi lain) dan sebagai akibat nilai USD akan semakin terdorong ke bawah. Hal ini telah sering dikemukakan oleh Jim Rogers, Marc Faber dan Peter Schiff.<br /><br />Apa yang akan terjadi bila kebijakan cetak uang terus berlangsung, stimulus terfokus pada peningkatan konsumsi, harga emas dan komoditi melambung dan sektor industri di US tidak mampu bangkit? Bagaimana bila disertai berhentinya dana dari negara kreditur? <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Terdekat adalah currency crisis, double digit inflation dan ambruknya pasar saham di US.<br /></span><br /><span style="font-weight:bold;">Point Ketiga</span>, mari kita lihat unemployment rate di US saat ini. Bila program stimulus dan pemulihan ekonomi selama dua tahun terakhir lebih menekankan kepada sektor produktif ketimbang sektor konsumtif maka seharusnya terjadi penurunan pengangguran secara berangsur. Paling tidak efek tersebut dapat terlihat walaupun mungkin masih kecil. Apakah demikian adanya? Jawabannya adalah tidak.<br /><br />Unemployment rate yang secara resmi disampaikan terakhir adalah 9.7% pada pertengahan September yang lalu. Banyak pihak menyatakan bahwa angka ini tidak mencerminkan angka sebenarnya. Mengapa? Karena angka ini tidak mengikut sertakan faktor independent contract, faktor pekerja full time yang sekarang bekerja part time dan faktor pengangguran yang berhenti mencari kerja. Sehingga menurut kalkulasi beberapa sumber, bila dihitung semuanya adalah sekitar 17 persen! Mengerikan!<br /><br />Seberapa parahkah tingkat pengangguran di US bahkan bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran di Indonesia di 1998? Mengapa pemerintahan Obama memilih untuk fokus pada health care program dibanding program yang bertujuan untuk menciptakan pekerjaan baru? Bagaimana mungkin dalam setahun mendatang tingkat pengangguran akan mengalami penurunan secara drastis? Apakah kita semua yakin bahwa di 2010 akan terjadi penciptaan kesempatan kerja baru yang luar biasa besar sehingga angka pengangguran berkurang? <br /><br />Dari ketiga point di atas, maka saya berkesimpulan bahwa bila pemerintahan Obama tidak segera melakukan perubahan drastis di dalam kebijakan stimulus dan pemulihan ekonomi maka dalam waktu tiga sampai lima tahun mendatang negara paman Sam berpotensi tinggi untuk mengalami double digit inflation dengan trend semakin meningkat.<br /><br />Bila kejadian tersebut tidak ditangani dengan restrukturisasi hutang secara tepat, pemotongan budget secara besar2an dan tidak terjadi kebangkitan di sektor industry maka ekonomi US akan terperangkap dalam hyperinflation.<br /><br />Secara ringkas...<br />Apa yang terjadi di Dow dan S&P saat ini adalah classic bounce in the long term bear market - Rising Dow is not a signal of economic recovery - Hanyalah masalah waktu menuju ke bawah kembali<br /><br />Harga emas dan komoditi lain akan terus meningkat seiring dengan melemahnya nilai tukar USD sebagai mata uang kuat dunia dan mata uang jangkar dalam perdagangan global<br /><br />Potensi terjadinya currency crisis di US dan double digit inflation dalam 3 sampai 5 tahun mendatang<br /><br />Terjadinya peralihan investasi secara signifikan dari US dan negara kuat lainnya menuju negara di Asia yang memiliki sumber daya alam kuat<br /><br />Bursa bursa di Asia terutama di China, India dan Indonesia akan mengalami kenaikan dalam jangka panjang akibat kenaikan harga komoditas dan peralihan lokasi investasi<br /><br />Obat terbaik bagi pemerintahan dan ekonomi US adalah kembali ke kittah, there is no free lunch in the world, there is no new economic paradigm. Tidak akan mungkin keluar dari perangkap hutang dengan menciptakan setumpuk hutang baru. Akhir dari keserakahan, kebejatan moral dan kebohongan terstruktur hanyalah penderitaan berkepanjangan.Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-58129778549061507922009-09-14T02:39:00.000+09:002009-09-14T02:40:32.711+09:00Towards a Better Future - Pergumulan dan KeputusanBeberapa hari yang lalu, saat melihat RSS dari blog seorang global ekonom: Brad Setser muncul judul "All great thing have to end" yang membuat saya segera membuka dan membaca isinya. Ternyata judul tersebut memang benar adanya karena disitu beliau menyatakan keputusannya untuk berhenti menulis di dalam blognya yang menurut saya merupakan salah satu blog terbaik dari kalangan global ekonom.<br /><br />Malam ini ketika saya baca kembali tulisan tersebut, kembali saya bertanya tanya bagaimana beliau melalui proses pemikiran dan pengambilan keputusan tersebut. Apakah ini sebuah keputusan reaktif dan emosional dimana peran dan posisi baru begitu mempesona menutup dan memudarkan segala kemilau yang pernah terlampaui di dalam proses blogging tersebut. Ataukah ini keputusan bijaksana yang terlahir melalui pengorbanan?<br /><br />Dulu saat Krzysztof Rybinski yang juga seorang global ekonom berhenti dari satu posisi dan mengalami jeda waktu sebelum masuk di posisinya yang baru pernah mengatakan bahwa inilah saat terbaik untuk menulis lebih intens lagi di dalam blognya. Namun perjalanan waktu membuktikan sebaliknya, sampai saat ini beliau hanya menulis beberapa artikel saja yang mungkin dihasilkan ketika inspirasi dan ide itu demikian kuat dan tidak tertahankan lagi untuk tidak ditulis.<br /><br />Dari Brad yang menarik adalah keputusan untuk mengorbankan blognya demi posisi jabatan yang baru sedangkan Rybinski berpikir bahwa posisi barunya akan membuat dia mampu berkiprah lebih banyak di dalam blognya. Dua keputusan yang berbeda dari karakter manusia yang berbeda. Keduanya tidak ada yang salah. Begitulah adanya pergumulan pemikiran dan hati bersatu di dalam pengambilan keputusan. Kadang reaktif kadang bijaksana. Dari keduanya yang juga terlihat jelas adalah semangat pembaharuan untuk mencapai yang lebih baik. Sebuah semangat untuk berkarya lebih baik lagi di kesempatan yang baru.<br /><br />All great things have to end mungkin dapat diartikan sebagai segala hal besar akan berakhir dan untuk itu jangan pernah berhenti berkarya. So, apapun pergumulan yang dialami jangan berhenti terus maju.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Dalam perenungan membawa Asia Strategic Advisory dan FinanceIndonesia.org lepas landas menuju yang terbaik.</span>Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-76871900753129021812009-08-01T03:10:00.000+09:002009-08-01T03:12:01.215+09:00Surat Kepada Ratu dan Pemimpi JalananTertanggal 22 July yang lalu, ada sebuah surat yang dilayangkan oleh British Academy kepada Sang Ratu di Buckingham Palace. Ini sebuah surat terbuka yang bertujuan menjawab pertanyaan Sang Ratu ketika mengunjungi London School of Economics di bulan November 2008 lalu.<br /><br />Pertanyaan Sang Ratu adalah "Why had nobody noticed that the credit crunch was on its way? dan surat jawaban tersebut pada intinya mengklaim bahwa itu terjadi akibat kegagalan dari imajinasi kolektif - a failure of the collective imagination. Dengan polos dikatakan bahwa imajinasi kolektif para kaum pintar di sana telah membentuk paradigma yang salah dan berakhir pada terjadinya krisis.<br /><br /><span style="font-style:italic;">"So in summary, Your Majesty, the failure to foresee the timing, extent and severity of the crisis and to head it off, while it had many causes, was principally a failure of the collective imagination of many bright people, both in this country and internationally, to understand the risks to the system as a whole"<br /></span><br />Tidak mengapa. Setiap orang bahkan institusi berhak untuk mengungkapkan kebenaran alasan mereka. Tidak ada yang salah. Tinggal saja, apakah alasan dan argumentasi mereka diterima oleh pihak lain. Toh saya tetap yakin bahwa krisis tercipta karena ketamakan segelintir penguasa sistem keuangan dunia yang secara kolektif menciptakan mimpi bahagia. Mimpi ini kemudian berubah menjadi fakta yang menciptakan pertumbuhan kekayaan dan pada akhirnya pertumbuhan kekayaan ini menciptakan ketamakan kolektif. Jadi inii bukan kegagalan dari imajinasi kolektif.<br /><br />Surat ini merupakan refleksi kegagalan sebuah institusi semegah British Academy untuk berfikir secara utuh terhadap terjadinya suatu krisis. Dari perspektif berbeda, imajinasi, mimpi ataupun khayalan merupakan ekspresi jiwa terhadap suatu harapan. Dari mimpi-mimpi itulah berjuta hal besar terjadi di dunia ini. Apakah layak bila imajinasi, mimpi dan bahkan khayalan kolektif menjadi tumpahan kegagalan?<br /><br /><span style="font-style:italic;">"Behind every impossible achievement is a dreamer of impossible dreams" </span>Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-74549664129784536072009-03-30T02:09:00.002+09:002009-03-30T02:12:17.429+09:00Latah Bicara Global Currency - Mimpi Disaat KrisisSatu hal yang menjadi sorotan di kancah global ekonomi saat ini adalah wacana global currency. Wacana ini kembali hadir dalam intensi yang lebih kuat dari waktu yang lalu. Walaupun pembahasan bentukan dari global currency masih seputar Special Drawing Rights (SDR) ciptaan IMF. Mata uang global memang bagus untuk melemahkan peran USD di dalam transaksi keuangan internasional. Tetapi membayangkan hambatan, proses persiapan sampai dengan implementasi serta untung ruginya - rasanya agak skeptical bila ini dapat muncul dalam waktu dekat dengan risiko terendah.<br /><br />Idealnya global currency harus dapat meredam volatilitas mata uang nasional maupun regional dan harus dapat memberikan benefit yang cukup kepada seluruh pelaku pasar global serta dapat dihadirkan dalam waktu yang singkat. Sekedar asal buat tentu saja mudah, semudah memutuskan besaran bailout di US. Persoalan akan muncul bila inisiatif ini benar2 secara serius diimplementasikan.<br /><br />Pihak pertama yang akan menghambat lahirnya global currency adalah pemerintah dan institusi keuangan di US dikarenakan posisi mata uangnya yang saat ini digunakan sebagai mata uang utama di dalam mekanisme transaksi keuangan international. Kehadiran global currency akan menimbulkan risiko depresiasi USD baik langsung maupun tidak langsung dan dapat mementahkan kembali sebagian dari recovery program yang tengah dilaksanakan saat ini. Sehingga baik untuk kepentingan yang bersifat strategis/politis maupun ekonomi, maka US cenderung memperlambat terjadinya global currency ini.<br /><br />Tantangan kedua akan datang dari pasar uang dimana pelaku pasar akan memanfaatkan moment implementasi tersebut untuk mengambil keuntungan dari perubahan valuasi mata uang utama seperti USD, Euro dan Yen. Suatu hal yang lumrah bila ini terjadi di pasar uang. Persoalannya bila ini diterapkan pada situasi krisis maka speculation attack yang dilakukan dapat menimbulkan dampak contagion/penyebaran. Sehingga akan terjadi situasi dimana mata uang yang di pegged terhadap USD (baik fixed maupun managed float) akan mengalami potensi kemerosotan seperti terjadi di 1998.<br /><br />Ini pada akhirnya akan membuat pasar saham menjadi rentan terhadap capital withdrawal baik akibat penarikan dalam rangka mengurangi risiko maupun realokasi investasi. Situasi yang tidak kondusif ini akan menyebabkan pasar saham menjadi tidak likuid dan berpotensi mengalami penurunan secara gradual.<br /><br />Dari dimensi yang lain, tingkat kesiapan masing masing anggota IMF terhadap perubahan tersebut sangat berbeda satu sama lain. Begitu pula tingkat kepentingan mereka terhadap keberadaan fasilitas IMF maupun global currency itu sendiri. Sehingga akan terjadi perang kepentingan yang akan menimbulkan pro dan kontra terhadap segala aspek dari pembobotan global currency itu sendiri.<br /><br />Waktu yang terbaik untuk melakukan implementasi common currency sebenarnya adalah saat ekonomi global berjalan dengan stabil. Itu dapat dibuktikan dengan melihat perjalanan pembentukan Euro yang tergolong mulus lebih dikarenakan situasi ekonomi Uni Eropa pada masa tersebut dalam keadaan stabil. Pengalaman Uni Eropa juga membuktikan bahwa diperlukan waktu yang sangat panjang untuk menghadirkan mata uang tersebut.<br /><br />Dilain sisi, patut dipertanyakan adalah masa depan dari global currency. Apakah ini menjadi tahapan awal pengganti mata uang nasional di seluruh dunia? Atau sekedar terbatas pada lingkup kecil? Bila terbatas hanya pada pengganti SDR maka sepatutnya penilaian time, cost dan benefit harus menjadi dasar pertimbangan utama - yang menurut saya, akan lebih baik untuk menunda pelaksanaan global currency ini terlebih dahulu.<br /><br />Jika kita tarik kembali sejarah maka sebenarnya wacana seperti ini umumnya segera berlalu tanpa ada hasil yang nyata. Lihat saja di tingkat regional Asia, mulai dari rencana obligasi ASEAN, rencana mata uang Asia, ASEAN Bond Portal, berbagai fasilitas ASEAN+3 dan Asian Bond Fund - hampir semua hanya sebatas dialog, kebijakan dan implementasi terbatas. Tanpa pernah menjadi sesuatu yang secara kuat mengubah dimensi dari mata uang nasional dan pasar uang nasional.<br /><br />Buat pemerintah Indonesia akan lebih baik untuk tidak ikut latah menyokong terjadinya global currency. Selama mata uang Indonesia masih lemah maka keberadaan global currency tidak akan membawa pengaruh besar. Apalagi bila global currency cuma sebatas fasilitas Special Drawing Rights. Lebih baik berupaya memperbaiki posisi tawar dari IDR sehingga kembali menguat dan stabil dalam jangka panjang.<br /><br />Jika mau dan mampu, Indonesia seharusnya mengambil inisiatif membangun ASEAN Currency yang akan sangat bermanfaat bagi ASEAN dan khususnya bagi Indonesia. Sudah saatnya Indonesia kembali memimpin di ASEAN seperti dulu kala. Setuju?<br /><br />Link terkait:<br /><a href="http://unpublisheddream.blogspot.com/2007/06/asean-bond-antara-mimpi-dan-kenyataan.html">ASEAN Bond antara mimpi dan kenyataan</a><br /><a href="http://unpublisheddream.blogspot.com/2007/09/asean-bond-portal-wacana-dan-realisasi.html">ASEAN Bond Portal – Wacana dan Realisasi</a>Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-38721226234467559512009-03-23T03:46:00.001+09:002009-03-23T03:48:29.085+09:00Kompromi Diatas Dinding Pemisah - Double or Nothing?Tujuh tahun yang lalu, ketika professor saya melakukan riset di London School of Economics maka saya mendapatkan professor pengganti yang membuat saya harus mengikuti seminar dari professor tersebut selama setahun. Kesempatan tersebut membawa saya mengenal sekilas mengenai Glass-Steagal Act yang menjadi bahan riset seorang kandidat di bawah professor tersebut. Mungkin karena tidak memiliki keterikatan dan ketertarikan dengan sejarah US maka hal tersebut tidak pernah menarik perhatian saya.<br /><br />Sekian hari yang lalu, dalam satu artikel yang luar biasa menarik, kembali saya menemukan Glass-Steagal Act. Kali ini dalam satu hujatan dari Mundell yang ditujukan kepada Clinton, dengan mengatakan bahwa salah satu faktor utama penyebab krisis adalah adanya pencabutan Glass-Steagal Act di tahun 1999 yang ditanda tangani oleh Bill Clinton. Diyakini bahwa kejadian pencabutan Glass-Steagal Act telah mendorong kenaikan mortgage lending dari sebelumnya hanya sebesar 5% menjadi sekitar 30% di tahun 2008. Pencabutan ini juga yang turut menaikkan pamor dari penggunaan Structured Investment Vehicles (SIV) yang pertama kali diinisiasi oleh kalangan Citigroup di 1988.<br /><br />Tapi saya tidak bermaksud membahas Glass-Steagal Act maupun pernyataan Mundell. Intro ini saya perlukan untuk memperlihatkan bahwa di dalam situasi krisis saat ini, disadari atau tidak, disengaja atau tidak, dinding pembatas antara kalangan pembuat kebijakan atau pemerintah dan praktisi pasar semakin tebal dan tinggi. Sebagian akademisi berpihak kepada pemerintah dan sebagian lagi berpihak kepada praktisi pasar.<br /><br />Fakta yang menguatkan juga terlihat dari debat di Intelligence Squared U.S. yang disponsori oleh The Rosenkranz Foundation dengan hasil menyalahkan pemerintah lebih dari Wall Street dalam financial crisis kali ini. Sama halnya dengan kasus nasionalisasi bank dan bonus para eksekutif AIG yang terus menjadi perdebatan pro dan kontra. Semuanya akan menebalkan dan meninggikan dinding pemisah tersebut.<br /><br />Uniknya, dari berbagai argumentasi dan pernyataan yang mengumandangkan lagu kambing hitam ini tak satupun yang mengungkit secara tegas bahwa moral hazard dan keserakahan merupakan biang kerok dari petaka ini. Mungkin, mereka juga malu melihat kenyataan bahwa sering kali kebijakan pemerintah dipengaruhi dengan berbagai cara oleh praktisi pasar sehingga menghasilkan keputusan sesaat yang menguntungkan pihak tertentu di kedua pihak.<br /><br />Sehingga yang selalu muncul kepermukaan adalah kompromi kepentingan yang tentu saja sarat dengan moral hazard (dan keserakahan). Lihat saja ketika di awal 2008, muncul proposal TARP, kemudian diikuti dengan TARP versi modifikasi, kemudian TARP yang telah berubah total dan saat Obama memerintah, lahirlah TARP versi Geithner. Semua sama, dalam hal menggunakan dana rakyat untuk membailout segelintir institusi. Bedanya, besaran dana yang digunakan makin lama makin menggunung, menggila dan mengerikan.<br /><br />Patut menjadi pertanyaan kita adalah: berapa puncak dari jumlah dana yang diperlukan US dalam keseluruhan stimulus dan pemulihan krisis ini? Jika dalam satu tahun angka stimulus USD puluhan milyar telah membengkak menjadi USD satu, dua dan tiga trillion, maka bukan tidak mungkin bila semuanya akan mencapai mendekati USD 5 trillion dalam setahun ke depan. Pada saat itu, tidak terbayangkan bentukan krisis yang akan terjadi di tingkat global.<br /><br />Kemana perekonomian global akan melangkah? Kapankah krisis ini akan berakhir?Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-52456999225654504732009-03-15T22:21:00.001+09:002009-03-15T22:23:30.700+09:00Mencibir Pesta Mewah G20 - Arogansi dan KepongahanSetelah sekian lama terperangkap dalam rutinitas dan kejenuhan, akhirnya saya dapatkan kembali energy dan "soul" tulis menulis yang hilang tersebut. Mungkin memang diperlukan semangat dan kesabaran yang luar biasa untuk tetap terus membaca dan melakukan riset walaupun tak ada satupun yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Untung ada G20 yang membuat saya terusik untuk kembali menulis.<br /><br />Dalam kondisi perekonomian global yang lesu, sudah sepantasnya bila kegiatan semacam G20 ditunda sementara. Minimal dapat dilakukan dengan bentukan lain tanpa perlu kehadiran fisik sehingga tidak menghamburkan dana dan waktu dengan percuma. Toh, dari apa yang saya baca dari the communique, isinya lebih bersifat normatif, tidak praktis dan sarat kepentingan pihak tertentu. Kelihatan indah tapi susah dilaksanakan sehingga pada akhirnya akan surut dengan sendirinya.<br /><br />Ada dua hal yang menjadi sorotan G20, pertama yang dinamakan dengan Restoring Global Growth dan kedua adalah Strengthening the Financial System. Semua dikemas dalam delapan paragraph. Lima paragraph didalam Restoring Global Growth dan tiga di dalam Srengthening the Financial System. Dari kedelapan pernyataan tersebut, menurut saya semuanya hanyalah retorika dan normatif. Semakin dibaca dan dihayati semakin terasa murahan.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Our key priority now is to restore lending by tackling, where needed, problems in the financial system head on, through continued liquidity support, bank recapitalisation and dealing with impaired assets, through a common framework. We reaffirm our commitment to take all necessary actions to ensure the soundness of systemically important institutions</span>.<br /><br />Dalam terjemahan bebas, prioritas kunci adalah mengembalikan aktivitas lending kembali ke normal dengan mengatasi berbagai masalah terkait. Apa iya? Bukankah penyebab segala macam krisis dan hilangnya likuiditas di pasar adalah akibat dari aktivitas lending yang tidak normal? Saya khawatir, mereka sendiri (seperti halnya saya) tidak mengetahui kapan tahun terakhir dimana aktivitas lending di dunia dalam batas batas normal. Bukankah di 1998 ada Asian financial crisis? Argentina di tahun 2000, Brazil di tahun 1999, Mexico di tahun 1994, Jepang di akhir 1980 - 1990 dan beberapa lainnya. Semuanya bila dirunut secara seksama maka faktor penting penyebab krisis adalah aktivitas lending yang tidak normal. Jadi batasan mana yang dapat dijadikan acuan bahwa sistem dan praktik keuangan adalah normal? Ada yang tahu?<br /><br />Hebatnya lagi di dalam kalimat terakhir dapat dibunyikan sebagai "apapun caranya dan risikonya, kami akan melakukan bailout terhadap institusi keuangan penting". Penting dapat juga diterjemahkan sebagai terpilih. Secara apa? Apakah Bear Stearns tidak penting? Apakah AIG jauh lebih penting? Tidak jelas.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Interest rates have been cut aggressively in most countries, and G20 central banks will maintain expansionary policies as long as needed, using the full range of monetary policy instruments, including unconventional policy instruments, consistent with price stability.</span><br /><br />Seharusnya instrument kebijakan yang unconventional diperjelas. Apakah yang dimaksud adalah bailout? Sampai sejauh mana penggunaan kebijakan ini ditoleransi? Apalagi dikaitkan dengan stabilitas harga, pernyataan ini semakin terkesan murahan dan normatif.<br /><br />Kemudian ada di pernyataan ketujuh mengenai Credit Rating Agency, off-balance sheets vehicles dan non-cooperative jurisdictions. Bicara peran Credit Rating Agency maka ini tidak lepas dari proses implementasi Basel II dan tidak lepas dari kelalaian dan manipulasi yang dilakukan Credit Rating Agency di dalam menilai berbagai surat hutang kelas dunia.<br /><br />Sungguh mengherankan bila ketiga hal tersebut disatukan dalam satu pernyataan. Bukankah institusi keuangan kelas dunia memang selalu menggunakan off-balance sheets vehicles untuk mengurangi tingkat risiko, mempercantik struktur hutang dan kemudian diamini oleh Credit Rating Agency? Dan untuk itu semua, mereka membutuhkan tempat yang dikenal dengan non-cooperative jurisdictions atau identik dengan tax heaven country yang adalah sesungguhnya telah terkait dalam kurun waktu yang sangat lama. Kenapa tidak dari dulu dikaitkan? Kenapa mesti pakai Basel II segala?<br /><br />Rasanya akan terlalu panjang bila harus dikupas satu persatu, tetapi yang jelas pesta para petinggi ini hanyalah pemborosan dan keangkuhan segelintir manusia yang butuh pengakuan sebagai pahlawan kesiangan. Crime doesn't pay? Hmmm.... lihatlah yang terjadi sekarang (It is not only pays but it pays bigs and when they get caught, it pays even bigger). Jangan khawatir, kebenaran akan datang dan kesesatan akan berakhir. Pasti!Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-24407849101441754232009-02-18T03:52:00.001+09:002009-02-18T03:55:12.211+09:00Worst Than Nothing atau Better Than Nothing?Sebuah berita menyatakan bahwa Obama telah menandatangani paket stimulus sebesar USD 789.5 billion. Tidak ada reaksi pasar yang berlebihan terhadap moment tersebut. Semua telah difaktor dan telah diantisipasi oleh pasar. Apa yang tampak saat ini adalah fakta bahwa pasar saham di US terus mengalami penurunan. Kecemasan, kekhawatiran dan ketidak pedulian menjadi bagian dominan dari perayaan legalisasi paket stimulus tersebut. Tentu saja banyak juga pihak yang tidak hentinya berharap bahwa paket tersebut akan mengubah krisis ekonomi dan penderitaan di US menjadi pulih dan sehat kembali.<br /><br />Tanpa bermaksud merendahkan kapasitas para pemikir di US yang legendaris, hebat dan populer - saya termasuk yang tidak percaya bahwa paket stimulus ini akan memberikan hasil terbaik bagi perekonomian US. Dalam pandangan saya, stimulus ini terlalu mahal dan berfungsi lebih sebagai penahan rasa sakit daripada mengobati penyakit itu sendiri. Bahkan mungkin lebih buruk dibanding dengan opsi tidak memberikan stimulus apapun.<br /><br />Apa bedanya antara USD 789.5 billion yang akan dibagi dalam 10 tahun dengan paket Economic Stimulus 2008 senilai USD 152 billion? Secara teknis memang berbeda tapi esensinya sama yaitu memberikan bantuan "likuiditas" dengan tujuan meningkatkan kemampuan beli masyarakat.<br /><br />Di 2008, terjadi penurunan harga minyak secara drastis sehingga sebenarnya pada saat yang sama terdapat dua paket stimulus penggerak daya beli secara bersamaan. Suatu anugerah yang luar biasa. Namun apa hasilnya? Ekonomi US justru terus menukik bahkan menuju titik terendah di Q408. Mengapa hasilnya justru berlawanan arah? Bukankah ini dapat diartikan sia sia, tidak membawa manfaat apapun.<br /><br />Lalu dengan fakta tersebut, apakah kita layak untuk secara rasional mengatakan paket USD 789.5 billion (yang akan dibagi sampai dengan 2019) adalah lain? Dasarnya apa? Apa karena dulu presidennya Bush yang dihujat sedunia dan saat ini adalah Obama yang dipuja sedunia? Sekali lagi, seperti pernah saya katakan dalam postingan terdahulu, saya mengagumi kepiawaian Obama dalam berpolitik dan kemampuannya sebagai pemimpin. Tapi, saya ragu akan kemampuan dia untuk mengobati masalah tanpa berpijak pada esensi krisis yang ada.<br /><br />Esensi krisis kali ini adalah keserakahan, kebejatan moral dan kebohongan terstruktur. Sistem yang luar biasa indah dan mengagumkan telah dirusak dan dihancurkan oleh sekelompok manusia pintar yang mengalami kerusakan moral. Seperti perkataan John Perkins "When men and women are rewarded for greed, greed becomes a corrupting motivator" Inilah yang menjadi segala sumber dari krisis kali ini.<br /><br />Lahirnya Sarbanes Oxley 2002 (seperti pernah saya singgung dalam tulisan terdahulu) yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi laporan keuangan. Tujuh tahun berlalu dan yang kita dapat adalah berbagai laporan keuangan perusahaan berskala global dengan hiasan kerugian yang sangat signifikan. Enron Scandal dulu begitu heboh. Namun sekarang banyak yang lebih parah dan tidak lagi menghebohkan karena sudah menjadi suatu yang wajar. Coba kita teliti lagi mana yang tidak berfungsi dengan benar, Sarbanes Oxley atau manusia penghasil laporan keuangan tersebut?<br /><br />Ada lagi "structured products" yang lahir dari kepiawaian membungkus dan menggulung surat hutang dengan surat hutang dengan surat hutang komplit dengan rating kelas atas dari rating agency kelas dunia. Saat ini sebagian besar surat hutang tersebut telah menjelma menjadi kertas seharga nol plus nol. Hebatnya kertas tersebut dapat digadaikan kepada otoritas keuangan tertinggi di US. Bagaimana mungkin sebuah otoritas keuangan menerima kertas seharga nol plus nol sebagai jaminan? Membayangkan proses berbagai meeting untuk mengambil keputusan tersebut saja rasanya bikin perut mual.<br /><br />Kemudian berbagai korporasi dan institusi keuangan skala global yang siap untuk bangkrut malahan ditolong dengan berbagai cara untuk tetap hidup. Siapakah yang paling menikmati pertolongan tersebut apakah rakyat atau segelintir pemegang saham, kreditur dan executives dari perusahaan tersebut? Sekarang, yang menjadi bahan cerita paling menggelikan adalah wacana nasionalisasi bank. Apa? Nasionalisasi bank? Bukankah leluhur filosofi free market berasal dari "Tanah Impian"? Bagaimana mungkin nasionalisasi bank dapat terjadi? Mungkin bila penyebab adalah natural disaster, dapat diterima dengan lapang dada tapi ini adalah karena bank tersebut insolvent akibat ulah mereka sendiri. Free Market? Free but not that free? Free with some limitations? Free with exception?<br /><br />Kembali ke paket stimulus terbaru, apa yang harus dilakukan supaya berhasil? Atau pertanyaan diganti menjadi, siapa yang mampu melawan sistem supaya berhasil? Atau pertanyaan diganti menjadi, berapa USD trillion dibutuhkan supaya berhasil?<br /><br />Tidak ada seorangpun yang mampu menjawab dan menjamin keberhasilan paket stimulus tersebut. Selama keserakahan, kebejatan moral dan kebohongan terstruktur melekat erat dalam satu sistem maka selama itu pula kesia siaan akan terjadi.Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-28701228096903541832009-01-25T02:07:00.006+09:002009-01-25T02:29:39.034+09:00Imlek, Pengharapan dan Ekonomi ChinaSelamat Tahun Baru Imlek. Semoga tahun ini membawa keberuntungan bagi kita semua. Seiring dengan liburan Imlek kali ini, saya menyempatkan diri untuk kembali membaca berbagai informasi seputar perkembangan perekonomian China saat ini. China merupakan salah satu tonggak perekonomian dunia dengan kekuatan industri manufaktur dan populasi yang terbesar di dunia. Apa kabar dengan mereka? <br /><br />Dari berbagai analisis dan artikel yang sempat dibaca selama liburan ini, ada beberapa hal yang patut dijadikan catatan penting untuk melihat potensi pertumbuhan ekonomi regional Asia dan untuk memperkirakan pengaruh kinerja China terhadap ekonomi negara kita. <br /><br />Catatan pertama adalah pasar saham Shanghai, indeks terburuk di 2008 terjadi di bulan November saat indeks menyentuh level 1700. Pada penutupan perdagangan 23 January lalu, indeks ditutup di 1990. Dibanding pada pembukaan perdagangan di 2009 maka posisi ini telah meningkat hampir 10 persen. Jauh lebih baik dibandingkan dengan Dow yang mengalami penurunan lebih dari 6 persen untuk periode waktu yang sama. Sepintas, data ini membawa harapan bahwa badai terburuk di bursa saham Shanghai telah terlewati dan kini adalah saatnya bursa akan mengalami pemulihan. Tapi tunggu dulu, masih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan apakah pasar saham Shanghai akan membaik. <br /><br />Ini membawa kita kepada catatan kedua yaitu growth rate dari GDP China di Q408. Beberapa hari yang lalu, pemerintah China menyatakan bahwa GDP tumbuh 6.8 persen YoY di Q408. Ini merupakan pertumbuhan terendah selama 7 tahun terakhir. Pernyataan yang sebenarnya misleading, karena bila dihitung berdasarkan pertumbuhan per kwartal maka sebenarnya pertumbuhan di Q408 adalah nol persen (beberapa ekonom menduga dibawah nol persen). <br /><br />Kekuatan ekonomi China saat ini sangat bertumpu pada pasar ekspor. Resesi di US dan melemahnya perekonomian di tingkat global telah membuat pasar ekspor mengalami kemerosotan secara tajam. Akibatnya sektor manufaktur (yang memberikan kontribusi 40 persen terhadap GDP) dan perdagangan China mengalami pukulan hebat dimana hal tersebut telah berimbas ke sektor lain seperti property. Sebagai akibat ribuan pabrik telah ditutup dan ratusan ribu orang telah kehilangan pekerjaannya sampai dengan akhir 2008. Lalu bagaimana dengan prospek pertumbuhan di 2009?<br /><br />Ini membawa kita kepada kebijakan strategis China dalam menghadapi situasi krisis. <br /><br />Catatan ketiga, meningkatkan keunggulan kompetitif produk di pasar ekspor. Satu cara termudah dan paling mungkin dilakukan oleh China adalah dengan melakukan devaluasi (ataupun devaluasi terselubung) terhadap Yuan. Devaluasi akan membuat produk China menjadi lebih murah sehingga dapat lebih bersaing dengan produk lain. Bila ini ditempuh maka akan menciptakan perang dagang di tingkat global. <br /><br />Timothy Geithner yang merupakan calon US Treasury Secretary mengatakan bahwa China sedang melakukan <a href="http://www.nytimes.com/2009/01/23/business/worldbusiness/23treasury.html?hp">manipulasi mata uang</a>. Bila ini mencuat dan menjadi pernyataan resmi maka besar kemungkinan China akan mengalami berbagai sanksi (The Omnibus Trade and Competitiveness Act of 1988). Ini akan membuat situasi perdagangan global menjadi semakin pelik.<br /><br />Catatan keempat, menciptakan pasar domestik dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah dan konsumsi di dalam negeri secara signifikan. Apakah ini mungkin dilakukan oleh negara yang tengah mengalami krisis? China memiliki surplus perdagangan yang tumbuh secara kuat. Ini disebabkan karena barang import merupakan bagian dari transaksi ekspor dan kebutuhan domestik akan barang import tidak dominan (<a href="http://www.economist.com/finance/displaystory.cfm?story_id=12948617">Artikel dari Economist membahas ini secara jelas</a>). Sehingga tidak sulit bagi pemerintah China untuk meningkatkan pengeluaran mereka. <a href="http://www.nytimes.com/2009/01/23/business/worldbusiness/23yuan.html?_r=2&pagewanted=2">Menurut Dong Tao</a> - seorang ekonom Credit Suisse, program stimulus yang akan dilakukan pemerintah China akan menambah 1 hingga 3 persen dari pertumbuhan ekonomi. <br /><br />Persoalannya bagaimana China dapat merangsang konsumsi internal? Ada beberapa hal yang menjadi faktor penghambat. Mayoritas penduduk China masih berada pada tingkat kemiskinan yang mendasar. Sehingga untuk membuat mereka menjadi bagian dari peningkatan, satu satunya cara adalah dengan memberikan bantuan tunai. Namun demikian, orang China terkenal dengan kemampuan mereka di dalam menabung yang telah menjadi satu karakter bangsa. Sehingga akan sulit untuk memotivasi mereka melakukan peningkatan konsumsi walaupun dana tersebut merupakan hadiah dari pemerintah. Problem berikut yang juga dapat menghambat adalah korupsi yang meraja lela di tingkat birokrasi.<br /><br />Terakhir, situasi krisis di tingkat global memang sangat mengkhawatirkan. Diatas kertas, China mungkin saja jatuh kedalam krisis yang dalam tapi mungkin pula China dapat mengatasi krisis dengan baik. Krisis telah membawa ketidakpastian menjadi satu hal yang pasti. Apapun cerita yang akan terjadi di pertengahan dan akhir 2009 tidak ada seorangpun yang mengetahui dengan pasti. Oleh sebab itu pengharapan selalu menjadi bagian dari nafas manusia. Semoga tahun baru Imlek kali ini membawa keberuntungan bagi kita semua. Amien.Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-40662381635969242732009-01-18T23:14:00.002+09:002009-01-18T23:20:36.064+09:00Menggapai Harapan - Obama MomentumSalah satu faktor utama yang diharapkan akan mengangkat moral dan semangat pelaku pasar keuangan di tingkat global pada saat ini adalah Obama momentum. Bahkan sebenarnya inilah satu satunya faktor yang tersisa yang menjadi tumpuan untuk mengangkat gairah pasar keuangan dunia. Saya pribadi percaya bahwa Obama momentum akan membawa kenaikan indeks di bursa saham, menghidupkan kembali volatilitas tinggi dan pada akhirnya akan meredup seiring berlalunya waktu. <br /><br />Mengapa meredup? Sama seperti anda, maka pertanyaan ini terlintas di dalam pemikiran saya. Awalnya saya berharap bahwa dana injeksi akan mentransformasikan momentum ini menjadi penguatan ekonomi dan pasar keuangan secara riil. Namun, komparasi berdasarkan sejarah, fakta terkini dan prospek yang terlihat mengatakan sebaliknya. Momentum ini hanyalah masa jeda dan penahan kejatuhan yang bersifat temporer. Berapa lama Obama momentum akan bertahan? Dugaan saya adalah akhir Maret 2009 sampai dengan April 2009 disaat laporan keuangan Q408/H208 akan menjadi sorotan dari seluruh pelaku pasar keuangan.<br /><br />Paket stimulus senilai ratusan milyar US dollar harus menjadi solusi penuh bagi krisis keuangan dan ekonomi di US. Bila tidak, maka paket ini hanya akan menjadi bagian dari krisis tersebut alias tidak akan menghasilkan apapun. Sejarah membuktikan bahwa bailout terhadap lembaga keuangan maupun perusahaan strategis tidak mampu mengembalikan kinerja industri tersebut ke titik sebelum krisis dalam waktu singkat. Bahkan terkadang membutuhkan 10 tahun untuk kembali tumbuh pesat.<br /><br />Contoh terdekat, saat krisis 1998 terjadi di Indonesia - perbankan diinjeksi melalui bantuan likuiditas, kemudian dilakukan proses merger antar bank. Beberapa bank kemudian melakukan IPO sebagai salah satu cara pengembalian dana pemerintah dan peningkatan nilai asset. Bila harga saham dijadikan titik tolak keberhasilan kinerja maka 2006-2007 adalah tonggak keberhasilan tersebut. <br /><br />Di Jepang, setelah krisis di 1980, perbankan mengalami hal yang sama dengan di Indonesia, proses merger dilakukan secara berulang. Sehingga di awal 2000, jumlah bank di Jepang mengalami penurunan yang sangat drastis dibanding periode 1980. Pemerintah Jepang melakukan suntikan secara intense kepada sektor infrastruktur selama lebih dari sepuluh tahun untuk memperbaiki perekonomian Jepang. Namun faktanya Jepang mengalami deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang nyaris tidak ada selama sepuluh tahun.<br /><br />Kembali lagi mengenai fakta dan potensi krisis berkepanjangan global, berdasarkan data yang diangkat oleh seorang ekonom dari University of Michigan maka apa yang telah terjadi di 2008 masih merupakan awal dari krisis bila dibanding dengan situasi di awal 1980-81. Beliau menggunakan prime rate, inflation, jobless rate dan 30 year mortgage sebagai pembanding. Prime rate 80:20.5% 08:4%, Inflation 80:14.8% 08:0%, Unemployment 82:10.8%, 06:6.5% dan 30 year mortgage 81:18.5% 09:6.04%. Satu lagi, kejatuhan property di US belum selesai. Foreclosure akan terus terjadi dan mungkin saja puncaknya justru terjadi di pertengahan atau akhir 2009. <br /><br />Dalam konteks lain, prediksi mengenai ekonomi China yang mengalami penurunan pertumbuhan secara drastis, perekonomian UK, Jerman dan Jepang yang berada dalam tahap awal resesi merupakan sanggahan kuat terhadap argumentasi bahwa perekonomian US tidak akan bergerak ke bawah. Tinggal seberapa jauh penurunan tersebut akan terjadi dan kapan akan bergerak membaik kembali.<br /><br />Dana stimulus yang merupakan cetakan baru pada akhirnya akan sulit diserap oleh pasar keuangan dunia. Sehingga dana tersebut akan secara gradual membawa obligasi pemerintah US pada tingkat yield yang terendah - "virtually nothing". Bila ini terjadi maka akan terjadi suku bunga tinggi yang akan merubah deflasi secara cepat menjadi inflasi tinggi dimana ekonomi mengalami stagnasi. Bila bukan US yang memulai maka contagion effect dari EU, China, Jepang, Korea atau belahan dunia lainnya akan menghampiri US. Potensi ini ada dan walaupun kecil tapi tetap mungkin terjadi karena sejarah telah membuktikan fakta tersebut pernah terjadi.<br /><br />Obama pernah mengatakan bahwa dia akan menciptakan lapangan pekerjaan dengan menggelontorkan dana ke berbagai sektor industri. Saya berharap bahwa pola pendekatan yang dilakukan adalah tidak berorientasi kepada terciptanya lapangan kerja. Investasi tetap harus dilakukan secara matang dimana penciptaan lapangan kerja merupakan immediate positive impact. Bukan sebaliknya, seperti yang pernah terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Asal proyek, terjadi penyerapan tenaga kerja dimana investasi tidak menghasilkan, gagal dan terjadi rasionalisasi tenaga kerja.<br /><br />Terlepas dari segala argumentasi di atas, saya tetap mengagumi Obama sebagai seorang pemimpin dunia. Tulisan ini merupakan bentuk sokongan moral saya terhadap Obama dimana sayapun berharap agar Obama momentum akan menjadi awal kebangkitan ekonomi global dan membuat usang semua argumentasi di atas. <br /><br />Selamat Obama! Semoga sukses. <br />Selamat menikmati Obama momentum.Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-22246077477548692182009-01-04T03:44:00.006+09:002009-01-04T04:02:32.253+09:00Sekuntum Bunga dan Surga InvestasiApa yang menarik dari hingar bingar perekonomian, keuangan dan pasar modal Indonesia di 2008? Dari sekian banyak kejadian dan kebijakan penting maka suku bunga BI merupakan hal yang paling menarik bagi saya untuk ditelaah ulang. Pertanyaan mendasar yang perlu dipikirkan secara matang dan bijaksana oleh Bank Indonesia adalah berapa target suku bunga BI yang ideal di 2009 dari waktu ke waktu? <br /><br />Seingat saya, momok terbesar yang membawa suku bunga BI tinggi adalah inflasi yang mendadak melonjak di pertengahan 2008. Kenaikan yang sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan uncontrollable, oleh BI dicoba untuk menjadi sesuatu yang dapat dikontrol. Di 2009, hampir semua negara maju berjuang keras melawan deflasi yang dapat memukul roboh perekonomian mereka. Bagaimana dengan Indonesia? Deflasi mungkin tidak akan terjadi tapi tingkat inflasi jelas akan mengalami penurunan tajam seiring melemahnya perekonomian dunia, jatuhnya harga minyak dan komoditas serta melemahnya daya beli konsumen. <br /><br />Faktor kedua yang berperan penting terkait suku bunga tinggi adalah keinginan otoritas keuangan untuk membuat Indonesia sebagai tempat yang (selalu) nyaman untuk parkir dana asing. Ironisnya setelah Rupiah mengalami goncangan di kwartal terakhir 2008, maka ditetapkanlah kebijakan berbau capital control yang serta merta membuat depresiasi Rupiah semakin meningkat. <br /><br />Apakah setelah saat ini USD/IDR "stabil" di 11,000 dapat dikatakan bahwa kebijakan tersebut berhasil? Andaikan kebijakan tersebut tidak ada, mungkin nilai tukar tetap stabil di kisaran 10,000. Di sisi lain, adalah wajar bila kita berharap kebijakan tersebut akan membawa kembali Rupiah ke level 9,000. Bila tidak, maka apa perlunya kebijakan berbau capital control tersebut ditetapkan pada saat yang tidak tepat? (Bila tepat, mengapa Rupiah terbang melebihi 13,000?)<br /><br />Teringat pernyataan seorang professor di Jepang dalam satu seminar beberapa tahun yang lalu. Beliau mengatakan bahwa Rupiah mengalami semi permanent damage ketika terjadi krisis di 1998. Walaupun saat itu saya merasa tidak suka mendengar pernyataan tersebut tetapi pernyataan beliau adalah benar adanya. Kini dengan nilai tukar masih di atas 11,000 - apakah IDR akan mengalami semi permanent damage yang kedua? Bila dihitung dari 9,000 sebagai dasar maka total depresiasi adalah 22%. Lalu dengan situasi seperti itu, apakah Indonesia merupakan tempat yang nyaman untuk memarkir dana asing? <br /><br />Apakah BI berani melakukan pemangkasan suku bunga secara drastis? Cukup dengan satu alasan yaitu membuka kembali kran kredit yang telah tersumbat habis selama beberapa bulan. Pasar kredit merupakan salah satu kunci utama untuk merangsang kembali sektor riil. Ini juga akan membawa harapan baru bahwa Rupiah akan kembali menguat ke 9,000 dan menghapus bayangan semi permanent damage yang kedua.<br /><br />10,000 dulu baru 9,000 - tapi kapan? Ada yang tahu jawabannya?Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-68589889138619713032009-01-04T00:40:00.007+09:002009-01-04T01:01:27.709+09:00Tenggelam di 2008 dan (Berharap) Terbang Tinggi di 20092008 sudah berlalu dengan membawa berbagai cerita kejatuhan bursa. 2008 tinggalah sejarah yang menjadi bagian sangat penting dari segala peristiwa yang akan terjadi di 2009. Senang berinteraksi kembali bersama teman pembaca semua, lebih dari satu bulan lamanya saya mengalami kebuntuan dalam menulis dengan berbagai penyebab. <br /><br />Apa yang akan terjadi di 2009? Kemana akan melangkah di 2009? Pertanyaan tersebut begitu sulit untuk diberikan jawaban yang bernada optimis. Dengan tingkat ketidak pastian yang begitu tinggi, perlu satu pemikiran yang ekstrim. Tapi itupun bukanlah hal yang mudah dilakukan karena untuk berpikir ekstrim maka diperlukan energi ekstra untuk melakukan riset lebih banyak dengan mengambil referensi dari luar kotak dimana kita biasa bernaung.<br /><br />Terlepas dari perdebatan adanya resesi global maupun tidak, sebagai retail investor yang menumpahkan separuh adrenalin kedalam transaksi di pasar saham maka pilihan untuk tidak berinvestasi di 2009 adalah pilihan yang keliru total. Sehingga yang tersisa adalah bagaimana menentukan pilihan investasi di pasar saham pada waktu yang tepat dengan risiko terkecil. Melepas energi adrenalin melalui buy dan sell, menghasilkan gain yang cukup dan mendapatkan kepuasan yang maksimal. <br /><br />Lalu strategy sederhana apa yang patut diterapkan dalam situasi pasar (dan perekonomian) yang sedang mengalami krisis? Buat saya, faktor utama yang terpenting adalah likuiditas. Sehingga investasi dilakukan secara bertahap dalam jumlah minimum dan membiarkan sebagian lagi dalam bentuk likuid. Kedua, sanggup membeli untuk masa yang cukup panjang atau sanggup untuk buy and hold. Caranya dengan fokus pada saham yang memiliki fundamental kuat dan kinerja yang baik dalam jangka panjang. Ini untuk mengantisipasi bila kita masuk pada harga yang ketinggian dan harga kembali melemah. Sehingga kita tidak perlu melakukan cut loss kecuali dalam kondisi sangat kritis.<br /><br />Di pasar saham US, 2009 diawali dengan hari perdagangan yang baik dimana Dow mengalami kenaikan sebesar hampir 3 persen dan Nasdaq mengalami kenaikan sebesar 3.5 persen. Ini merupakan kejadian reversal dari awal 2008 dimana mengalami penurunan sebesar 220 point. Suatu technical moves yang membawa dampak psikologis yang baik bagi seluruh pelaku pasar keuangan global. Tentu saja ini bukan patokan bahwa pasar saham akan terus membaik di sepanjang 2009. Setidaknya ini merupakan sinyal telah berlalunya posisi terburuk pasar saham dan harapan akan adanya pertumbuhan kembali di 2009. <br /><br />Rasanya tidak berlebihan bila berharap perdagangan saham di BEIpun akan diawali dengan kenaikan pada Senin besok. Seperti kata orang New Year, new hope. Selamat Tahun Baru, kawan.Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2166428131380908656.post-37420609699912479252008-11-23T20:50:00.005+09:002008-11-23T21:10:27.967+09:00A Balance Sheet of Lies atau Kegagalan Intepretasi?Hampir setiap malam, saya selalu menyempatkan diri untuk membaca berbagai artikel terbaru dari situs yang berbicara mengenai global economy dan capital market. Ini cara saya untuk melakukan kompensasi atas kebiasaan saya yang (hampir) tidak pernah membaca koran nasional dalam sepuluh tahun terakhir. Seiring dengan perkembangan kecepatan internet maka semakin jarang saya menyentuh koran tersebut. Hanyalah Benny and Mice dari harian Kompas yang tidak pernah terlewatkan. Sedangkan berita aktual mengenai berbagai hal kebanyakan saya dapatkan dari portal berita di internet.<br /><br />Begitu pula dengan sebagian judul diatas yang aslinya adalah sebuah judul dari komentar seseorang terhadap artikel yang berbicara mengenai kejatuhan saham Citigroup. Komentar yang menyiratkan emosi si penulis terhadap otoritas keuangan di US dan rasa tidak percaya terhadap berbagai isi laporan keuangan perusahaan terbuka di pasar saham US. Buat saya ini sungguh menarik karena kejadian yang mirip dan serupa juga tengah berlangsung di negara tercinta ini. <br />Beberapa waktu yang lalu, seorang ahli ekonomi Indonesia menyatakan ketidakpercayaannya terhadap proyeksi pertumbuhan GDP Indonesia di 2009 yang hanya 3.5% yang dikeluarkan oleh EIU. Dia mengatakan bahwa proyeksi tersebut kelewat rendah. Memang bila kita berpihak pada data yang dikeluarkan oleh World Bank, ADB, IMF dan beberapa sumber lain - kebanyakan memperkirakan sebesar 5% sampai dengan 6%. Manakah yang benar? Hanya waktu yang dapat membuktikan kebenaran tersebut.<br /><br />Sekarang ini yang sedang hangat di publik adalah argumentasi sekitar kebijakan sistem devisa bebas. Kebijakan yang terkait erat dengan floating exchange rate atau nilai tukar mengambang. Beberapa ekonom nasional mengatakan bahwa setelah sepuluh tahun, terbukti sistem ini tidak cocok dengan perekonomian Indonesia. Berbagai fakta negative dijadikan dalih dari argumentasi ini. Saya pribadi tidak habis pikir mengapa para ekonom tersebut berpendapat seperti itu. Semestinya argumentasi tersebut dimunculkan paling tidak dari lima tahun yang lalu. Bukan pada saat terjadi masalah setelah sepuluh tahun. <br /><br />Dalam cerita yang berbeda, seorang senior analis yang berkecimpung di pasar saham pernah mengatakan kepada saya di bulan Maret lalu, "Bang, fasilitas margin itu bagus dan sampai dengan saat ini membawa manfaat yang baik khususnya dalam pertumbuhan pasar saham di Indonesia". Ini terkait dengan <a href="http://unpublisheddream.blogspot.com/2008/03/shanghai-stock-market-contoh-bubble.html">tulisan saya</a> mengenai fasilitas margin di sekuritas di Indonesia. Waktu berlalu dan kini sangat mudah mendapatkan berita seputar permasalahan margin yang hinggap dan menciptakan penyakit kronis di berbagai sekuritas. <br /><br />Ibarat sebuah balance sheet yang berisi informasi keuangan sebuah perusahaan. Sebaik apapun kita melakukan analisis terhadap informasi yang termuat di dalam neraca tersebut, akan menjadi analisis usang bila informasi tersebut telah dipoles dan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dilain sisi, sebaik dan seakurat apapun informasi yang tersedia akan sia sia bila kita tidak mampu melakukan interpretasi secara baik.<br /><br />Disadari atau tidak, saat ini begitu banyak informasi yang keliru dan analisis yang keliru (atas sebuah fakta). Semakin lama pelaku pasar akan semakin lelah menanggapi berbagai informasi dan analisis yang ada. Pada saatnya nanti kelelahan ini akan memuncak dan menggiring pasar untuk mencapai titik terendah. <br /><br />Dalam konteks perekonomian di US, titik terendah ini diidentifikasi oleh sebagian ekonom sebagai stagdeflation dan sebagian lagi percaya bahwa hal tersebut adalah hanyalah resesi berkepanjangan. Bagaimana dengan kemungkinan titik terendah di Indonesia? Identifikasi apa yang sepatutnya diberikan dan sekaligus dikhawatirkan?<br /><br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Hanyalah sebuah pandangan logis ekstrim terhadap nilai informasi, akurasi analisis dan validitas sebuah intepretasi.</span>Socrates Rudy Sirait, PhDhttp://www.blogger.com/profile/10113041661919903291noreply@blogger.com2